Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Covid-19 dan Pernyataan Para Menteri yang Sepelekan Virus Corona

Kompas.com - 03/03/2021, 16:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comPandemi Covid-19 genap berusia satu tahun di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Hingga kini, pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Hal itu dapat dilihat dari penambahan kasus baru Covid-19 yang masih berada di kisaran ribuan hingga belasan ribu per harinya.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Ini Keluh Kesah dan Harapan Tenaga Kesehatan

Selain itu, meskipun vaksinasi Covid-19 telah dimulai, progresnya masih berlangsung lambat.

Padahal, target pemerintah adalah memvaksin sekitar 180 juta penduduk untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) guna memutus mata rantai penularan Covid-19.

Masih bertahannya pandemi Covid-19 di Indonesia tak lepas dari karut-marut penanganan penularan virus corona. Hal itu dapat dilihat dari peryataan para menteri yang cenderung menganggap enteng sebelum virus corona terdeteksi di Indonesia.

Alhasil, Indonesia tak memiliki persiapan yang cukup untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di dalam negeri sehingga penyebarannya pun sangat masif.

Berbeda dari negara tetangga seperti Vietnam yang telah mengantisipasi wabah tersebut dengan sigap sehingga penularan virus corona di sana bisa dikendalikan.

Baca juga: Setahun Covid-19: Vaksinasi Mandiri Jadi Upaya Akhiri Pandemi dan Polemiknya

Berikut sejumlah pernyataan para menteri yang menyepelekan virus corona:

1. Keberadaan virus corona tak perlu dipertanyakan

Menteri Kesehatan sebelumnya, Terawan Agus Putranto, pernah menyampaikan pernyataan kontroversial. Saat itu, ia heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia yang tak kunjung terdeteksi.

Menurut dia, hal itu semestinya disyukuri, bukan terus dipertanyakan. "Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata dia.

2. Virus corona tak kunjung masuk ke Indonesia karena doa

Terawan pada 17 Februari juga pernah menyatakan doa menjadi penyebab virus corona tak masuk ke Indonesia. Pernyataan ini dilontarkan Terawan saat kasus pertama belum diumumkan.

Baca juga: Menkes: Belum Ada Virus Corona Terdeteksi Harusnya Bersyukur, Bukan Dipertanyakan

Mulanya seorang wartawan bertanya kepada Menkes, apakah belum ditemukannya virus corona yang menginfeksi masyarakat Indonesia benar terjadi karena doa sebagaimana yang disampaikan Terawan sebelumnya.

Terawan lalu menjawab, pemerintah senantiasa bekerja keras dan berdoa serta mengandalkan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mencegah masnya virus tersebut.

"Kita ini negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan di Gedung Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020).

"Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa. Dan itu sebuah hal yang sangat mulia. Negara lain boleh protes biarin aja. Ini hak negara kita bahwa kita mengandalkan Yang Maha Kuasa," kata dia.

3. Pemerintah siapkan Rp 72 miliar untuk influencer pariwisata

Pemerintah menganggarkan Rp 72 miliar untuk membayar jasa influencer dan promosi media demi menggenjot pariwisata Indonesia yang lesu karena terdampak penyebaran virus corona.

Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 72 Miliar untuk Bayar Influencer demi Tingkatkan Pariwisata

Anggaran sebesar itu menjadi bagian dari total insentif sebesar Rp 298,5 miliar yang dikeluarkan pemerintah untuk menarik minat wisatawan mancanegara.

"Insentif untuk wisatawan mancanegara ini pemerintah memberikan alokasi tambahan sebesar Rp 298,5 miliar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

"Terdiri dari alokasi untuk airlines dan (travel) agent diberikan diskon khusus ataupun semacam insentif totalnya Rp 98,5 miliar. Kemudian ada untuk anggaran promosi Rp 103 miliar dan juga untuk kegiatan turisme sebesar Rp 25 miliar dan (media relation) dan influencer sebanyak Rp 72 miliar," ucap Airlangga.

Pernyataan ini mendapat respons negatif dari masyarakat lantaran menunjukkan pemerintah tidak menunjukkan keseriusannya mencegah virus corona masuk ke Indonesia. Padahal, negara lain menutup akses masuk warga negara asing untuk mencegah penularan Covid-19.

4. Masyarakat Indonesia kebal Covid-19 karena makan nasi kucing

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pernah bergurau bahwa virus corona tak kunjung masuk ke Indonesia karena masyarakat Indonesia rajin mengonsumsi nasi kucing.

Baca juga: Soal Doa Bantu Tangkal Virus Corona, Menkes: Negara Lain Protes, Biarin Aja

Gurauan itu disampaikan Budi sesaat sebelum kasus pertama Covid-19 diumumkan Presiden Jokowi.

“Tapi, ini guyonan bersama Pak Presiden (Jokowi) ya. Insya Allah ya, Covid-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari makan nasi kucing, jadi kebal,” kata Budi saat menyampaikan pidato dalam acara peringatan ke-74 Hari Pendidikan Tinggi Teknik di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, 17 Februari 2020.

Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Budi pun menjadi salah satu pasien yang tertular Covid-19.

5. Covid-19 tak masuk ke Indonesia karena perizinan yang rumit

Selain Menhub, Menteri Koordinator bida Perekonomian (Menko) Perekonomian Airlamngga Hartarto juga pernah bergurai bahwa Covid-19 tak kunjung masuk ke Indonesia karena perizinan yang berbeli-belit.

Airlangga pun menjadi salah satu pasien Covid-19 meskipun tak pernah mengumumkan bahwa ia tertular.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Menanti dan Berharap Kehidupan Kembali Normal

Publik mengetahui Airlangga sebagai penyintas Covid-19 setelah ia mendonasikan plasma konvalesennya di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta.

6. Tak perlu takut dengan Covid-19

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta publik tak perlu takut dengan virus corona.

Hal itu disampaikan Mahfud saat berolahraga bersama para pegawai Kemenko Polhukam usai Presiden Jokowi mengumumkan kasus perdana Covid-19.

Saat itu, Mahfud dan para staf Kemenko Polhukam berkumpul bersama tanpa menjaga jarak dan mengenakan masker selang empat hari Jokowi mengumumkan kasus perdana Covid-19.

Mereka melakukan senam dengan bergoyang seperti ubur-ubur dan berjalan kaki santai bersama.

Baca juga: IDI Jakarta: Setahun Pandemi Covid-19 Harus Jadi Pelajaran bagi Kita Semua

“Jangan takut sama virus Covid-19 kalau Anda tetap bugar dan sehat. Virus apa pun tak akan mendatangi Anda kalau rajin berolahraga,” tutur Mahfud dalam akun Instagram pribadinya usai berolahraga bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com