6. Sinovac
Sinovac memberikan nama kadidat vaksin virus corona buatannya CoronaVac. Vaksin ini memakai versi non-infeksi dari virus corona untuk memicu respons imun.
Pada 17 November, hasil uji coba awal Sinovac yang terbit di The Lancet disebutkan vaksin aman, tetapi hanya menghasilkan respons imun yang moderat dengan tingkat antibodi tak lebih tinggi dari antibodi yang dihasilkan oleh pasien yang pulih dari Covid-19.
Sinovac akhirnya mendapat izin penggunaan darurat atau EUA yang diterbitkan oleh BPOM pada Senin (11/1/2021).
Dengan terbitnya EUA, vaksin Sinovac secara resmi boleh digunakan untuk vaksinasi massal.
Baca juga: Wamenkes: Vaksin Sinovac yang Baru Tiba Diperuntukkan bagi Pelayan Publik dan Lansia
7. Novavax
Perusahaan vaksin yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat, mengembangkan vaksin virus corona berbasis protein yang disebut NVX-CoV2373.
Melansir laman resmi Novavax, NVX-CoV2373 merupakan protein yang direkayasa dari urutan genetik SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
NVX-CoV2373 dibuat menggunakan teknologi nanopartikel rekombinan Novavax untuk menghasilkan antigen yang berasal dari protein lonjakan virus corona (S) dan ditambahkan dengan Matrix-M berbasis saponin.
Meski berasal dari urutan genetik SARS-Cov-2, NVX-CoV2373 mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat bereplikasi, serta tidak bisa menyebabkan infeksi Covid-19.
Dibandingkan vaksin Moderna dan Pfizer/BioNTech, vaksin buatan Novavax disebut lebih mudah didistribusikan dan disimpan. Sebab, vaksin tersebut dapat stabil dalam lemari es hingga tiga bulan.
Baca juga: Jokowi: Indonesia Telah Amankan Vaksin Covid-19 Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer
Target herd immunity
Sementara itu, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia menargetkan sebanyak 181,5 juta jiwa penduduk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Target tersebut bertujuan agar kekebalan kelompok bisa terbentuk dalam melawan virus corona penyebab Covid-19.
"Jadi kami memang menargetkan 181,5 juta jiwa mendapatkan vaksinasi Covid-19 sehingga kekebalan kelompok segera terjadi," kata Nadia kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).
Nadia mengatakan, herd immunity akan tercapai tergantung pada dua hal. Kedua hal itu adalah eficacy (efektivitas vaksin), yang ditargetkan WHO sebesar 50 persen dan jumlah sasaran vaksinasi yang minimal 90-95 persen.
Baca juga: IDI: Vaksinasi Cara Paling Etis Capai Herd Immunity