JAKARTA, KOMPAS.com - Satu tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, ini diumumkan masuk ke Tanah Air saat Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua warga Indonesia yang positif tertular virus Covid-19.
Orang pertama yang dinyatakan positif tertular Covid-19 adalah Sita Tyasutami yang berstatus sebagai pasien 01.
Dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Senin (1/2/2021) Sita yang sehari-hari bekerja sebagai seorang seniman khususnya di bidang tari menceritakan pengalamannya setahun yang lalu.
Baca juga: [EKSKLUSIF] Kisah Pasien 01 Covid-19 Dirawat di Ruang Isolasi 13 Hari, Diberi Jamu Saat Sembuh
Sebelum dinyatakan menjadi pasien 01 Covid-19, Sita menceritakan bahwa selama 10 hari dia sudah mengalami beberapa gejala.
"Sudah diare dan muntah, terus keringat dingin. Sehari bisa 3-4 kali ganti baju. Aku demam itu selama 10 hari," katanya.
Saat merasakan berbagai gejala itu, Sita sempat berobat ke klinik dan diberi antibiotik. Namun karena demamnya tak kunjung turun, ia akhirnya memutuskan ke rumah sakit.
Sita kemudian pergi ke rumah sakit bersama Ibunya, Maria Darmaningsih, karena keduanya tak enak badan.
Baca juga: Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia: Kilas Balik Kisah Pasien 01 dan 02
"Tanggal 27 Februari 2020 aku ke rumah sakit sama Ibu, karena Ibu juga drop saat itu dan di diagnosa aku pneumonia dan Ibu typus, lalu kita dirawat," tutur Sita.
"Saat itu aku memang sudah minta untuk dites Covid-19 karena ada keluarga di Austria dan saat itu di Eropa (Pandemi Covid-19) sudah lumayan parah. Cuma waktu itu pas aku minta dites memang ditolak," sambungnya.
"Begitu aku bilang ke dokternya baru aku kemudian ditransfer ke RSPI Sulianti Saroso sama Ibu," lanjut Sita.
Setelah berada di RSPI Sulianti Saroso, Sita dan Maria dites dengan metode Polymarase Chain Reaction (PCR) di hari Senin, 1 Maret 2020.
Sita mengaku saat mulai dirawat di RSPI Sulianti Saroso sebenarnya kondisi kesehatannya sudah berangsur membaik. Dari semua gejala yang ia rasakan, hanya batuk yang masih ia derita.
"Kita masih positif thinking bahwa hasilnya negatif. Ternyata waktu hari selasa hasilnya positif. Kemudian hujatan netizen dan media, publik, segala macam kan beredar, distorsi berita yang sangat parah. Yang kacau banget, akhirnya semua gejala-gejala yang sudah hilang itu kembali lagi," cerita Sita.
Karena merasa kaget dengan hujatan warganet dan berbagai pemberitaan di media massa, Sita justru kembali merasakan gejala yang sudah hilang.
Baca juga: [EKSKLUSIF] Saat Sita Tyasutami Baru Tahu Jadi Pasien 01 Covid-19 Setelah Diumumkan Jokowi
Ia menceritakan, kondisi tersebut membuat dirinya kembali sesak napas, dan muntah-muntah.
"Napasku sampai bunyi, kalau tarik nafas panjang jadi batuk. Demannya kembali lagi, muntah kembali lagi sampai ulu hariku sakit banget. Aku cuma nangis-nangis ke suster perawat, karena waktu itu (kondisi) jadi parah banget," paparnya.
Beberapa hal yang membuat Sita kaget dan mempengaruhi kondisi psikologisnya selain hujatan netizen adalah fotonya di media sosial yang tersebar kemana-mana.
Selain itu karena sudah diumumkan bahwa pasien 01 dan 02 adalah Sita dan Maria. Banyak orang menghubungi Sita untuk mengonfirmasi hal tersebut.
Baca juga: Pasien 01: Dukungan Keluarga dan Sahabat Bantu Sembuh dari Covid-19
Padahal ia sedang berada di ruang isolasi untuk melakukan perawatan.
"Untung aku dikelilingi orang-orang yang suport aku. Teman-teman memberi tahu untuk sementara mem-private media sosial supaya fotoku enggak beredar kemana-mana," ungkapnya.
Saat ini Sita sudah menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Ia mengaku sangat menerapkan protokol kesehatan karena tak mau lagi kembali terinfeksi virus corona.
Sita juga mengimbau untuk pasien Covid-19 yang sedang menjalani pengobatan dan isolasi mandiri, supaya tidak panik dan tetap berpikiran positif.
Baca juga: Cerita Pasien 01 Rasakan Stamina Tubuh Menurun, Sakit Lima Minggu hingga Mudah Ngos-ngosan
Pun sebaliknya, Sita berharap orang-orang disekitar pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri atau perawatan bisa memberikan perhatian dan dukungan penuh.
"Kesehatan mental itu penting daripada kesehatan fisik ya. Aku ingat betul saat mengalami mental breakdown para tim medis selaku meminta aku tersenyum, berhenti nangis, karena akan menyebabkan sistem imunnya turun," imbuh Sita.
"Disaat ada orang mengatakan bahwa mereka positif Covid-19, aku selalu suport mereka. Karena orang takut mati karena corona, itu bahaya. Kita harus yakin kita akan sembuh, kita yakin bahwa tubuh kita bisa," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.