JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyebut pelaksanaan testing, pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) atau 3T belum optimal, meski pandemi Covid-19 di Indonesia telah berjalan selama satu tahun.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, penguatan pelaksanaan 3T menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.
Baca juga: Wamenkes: Ditemukan 2 Kasus Mutasi Virus Corona dari Inggris di RI
"Kita masih mempunyai PR yang besar sekali, antara lain adalah PR bagaimana kita melakukan penguatan di hulu, treatment, testing dan tracing," kata Dante, dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi, secara virtual, Selasa (2/3/2021).
"Kalau treatment sudah didahului dengan proses pengembangan pengobatan yang semakin baik," tuturnya.
Menurut Dante, Kemenkes harus melakukan testing kasus Covid-19 dengan baik dan memiliki sensitivitas yang tinggi.
Kemudian, melakukan pelacakan kontak erat pada kasus Covid-19 yang melibatkan petugas Puskemas, Babinsa dan Babinkamtibmas.
"Tidak kalah pentingnya adalah tracing, proses ini lebih penting dari proses vaksinasi, karena akan memperkuat sistem hulu," ujarnya.
Baca juga: Panglima TNI Kerahkan 27.866 Babinsa untuk Tracing Covid-19
Dante menuturkan, jika pelacak atau tracer kontak erat kasus Covid-19 semakin banyak, maka kasus kematian dapat berkurang.
"PR kita ini menjadi penting harus mendapat dukungan dari semua pihak sehingga proses di hulu akan berikan kontribusi yang sangat-sangat efektif," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berjanji akan memastikan pelaksanaan 3T berjalan dengan baik. Hal ini ia sampaikan dalam merespons data kasus Covid-19 yang telah mencapai lebih dari 1 juta pasien pada Selasa (26/1/2021).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan