JAKARTA, KOMPAS.com - Satu tahun pandemi Covid-19, masalah pengetesan dan pelacakan penyebaran virus di Indonesia dinilai masih bermasalah.
Menurut Co-Founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi, berdasarkan data 1 Maret 2021 di situs web www.worldmeters.info, dalam satu tahun ini Indonesia baru melakukan polymerase chain reaction (PCR) tes pada 7,2 juta orang.
Padahal, jumlah populasi Indonesia sebesar 275.443.201 juta jiwa.
"Bandingkan dengan Malaysia yang sudah melakukan tes pada 6,2 juta orang padahal populasinya cuma 1/9 dari Indonesia. Tes per kapita di Indonesia masih salah satu yang paling rendah di dunia, dengan tingkat positivitas rate paling tinggi se-Asia," ujar Elina.
Baca juga: Doni Monardo: Mayoritas Kasus Kematian Covid-19 Berasal dari Penderita Komorbid
Elina juga mengkritik kebijakan pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01,07/MENKES/446/2021 tentang Penggunaan Tes Rapid Antigen dalam pemeriksaan Covid-19.
Menurut Elina, sampai hari ini data tes antigen belum masuk dalam data harian Covid-19.
"Sesuai anjuran WHO hal ini perlu dilakukan kasus positif bisa cepat diisolasi dan ditangani sebelum menular ke orang-orang sekitarnya," kata Elina.
"Masalahnya sampai hari ini sebulan setelah aturan itu dikeluarkan, data tes antigen belum masuk ke dalam data harian. Bandingkan lagi-lagi dengan Malaysia yang menggunakan tes antigen dan menunjukan datanya setiap hari," ucap dia.
Elina juga meminta pemerintah segera melakukan revisi kebijakan agar tidak hanya orang yang bergejala yang bisa mendapatkan tes PCR gratis.
Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19: Sempat Terjadi Panic Buying karena Khawatir Lockdown
Jika hanya suspek bergejala saja yang mendapatkan fasilitas PCR gratis dari puskesmas, menurut dia, pencegahan penularan akan sulit dilakukan.
"Bagaimana kita bisa mencegah penularan penyakit yang sudah menular sebelum bergejala jika pedomannya masih mensyaratkan bergejala dulu sebelum mendapat tes gratis?" kata Elina.
Dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pascapandemi, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Samsono mengatakan, mutasi virus corona dari Inggris atau B117 sudah masuk ke Indonesia.
Baca juga: Hanya Dapat 33.400 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Tahap Dua, Depok Atur Proporsi
Dante menyebutkan, pada Senin kemarin, ada dua kasus terkonfirmasi Covid-19 dengan virus corona tipe B117.
"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B117 di Indonesia, ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan 2 kasus," kata Dante.
Adapun varian B117 diketahui memiliki tingkat penularan mencapai 70 persen dibandingkan varian awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.