Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[EKSKLUSIF] Kisah Pasien 01 Covid-19 Dirawat di Ruang Isolasi 13 Hari, Diberi Jamu Saat Sembuh

Kompas.com - 02/03/2021, 10:38 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung tepat satu tahun hari ini, Selasa (2/3/2021). Hitungan tersebut merujuk waktu saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus perdana pada 2 Maret 2020.

Publik pun akhirnya mengenal sebutan "Pasien 01" dan "Pasien 02" Covid-19, saat Jokowi mengumumkan dua pasien perdana yang terinfeksi virus corona.

Selang beberapa lama kemudian, diketahui bahwa Pasien 01 Covid-19 ialah Sita Tyasutami. Kompas.com berkesempatan melakukan wawancara khusus bersama Sita pada Senin (1/3/2021) malam.

Baca juga: [EKSKLUSIF] Saat Sita Tyasutami Baru Tahu Jadi Pasien 01 Covid-19 Setelah Diumumkan Jokowi

Melalui wawancara daring, Kompas.com bertanya kepada Sita seputar pengalaman terinfeksi virus corona dan tercatat sebagai kasus pertama di Indonesia.

Sita mengisahkan, dia dirawat atau diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara selama 13 hari.

"Di RSPI Sulianti Saroso itu dari 1 Maret sampai 13 Maret. Jadi 13 hari diisolasi," kata Sita.

Namun, Sita ternyata terlebih dahulu dirawat di RS Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat selama tiga hari.

Menurut pengakuannya, ia dirawat di rumah sakit itu sejak 27 Februari 2020 sebelum kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.

"Tiga hari di RS Mitra Keluarga Depok, dari 27 Februari sampai 1 Maret dini hari. Nah di RSPI itu dari 1 Maret sampai 13 Maret. Jadi diisolasi 13 hari di RS Sulianti Saroso, plus tiga hari di rumah sakit awal. Jadi totalnya 16 hari," ujarnya.

Baca juga: Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia: Kilas Balik Kisah Pasien 01 dan 02


Sita menceritakan bagaimana pengalamannya diisolasi di RSPI Sulianti Saroso bersama dengan tujuh orang lainnya.

Adapun, pada saat pertama kali diumumkan Jokowi, menurut Sita, hanya ia dan ibunya saja yang dirawat di RS tersebut.

Namun, seiring berjalannya waktu, ditemukan kasus-kasus berikutnya yang juga sama-sama diisolasi di RS Sulianti Saroso.

Menariknya, semua yang diisolasi di sana adalah keluarga, dan rekan-rekan dari Sita. Mereka merupakan kontak dekat setelah pemerintah melakukan tracing dari kasus perdana, termasuk kakaknya yang jadi Pasien 03, Ratri Anindya.

"Jadi waktu diisolasi itu. Itu ruang isolasinya kalau enggak salah, ada 10 apa 11 (ruangan), termasuk ICU. Itu delapan di antaranya itu benar-benar aku, ibu, kakakku, sepupuku, temanku ada empat," tutur Sita Tyasutami.

"Jadi delapan orang di sana. Kami seperti reuni, tapi dibatasi sama tembok, sampai kami imajinasikan lagi ada di kapal pesiar," cerita Sita.

Baca juga: Pasien 01: Dukungan Keluarga dan Sahabat Bantu Sembuh dari Covid-19

Ia juga mengatakan, dari delapan orang yang diisolasi itu, ada dua yang mengalami gejala terparah yakni dirinya dan satu temannya berusia hampir 50 tahun.

Sita Tyasutami (kanan) yang merupakan pasien 01 Covid-19 Indonesia, sedangkan Maria Darmaningsih (tengah) adalah pasien 02.Instagram @sitatyasutami Sita Tyasutami (kanan) yang merupakan pasien 01 Covid-19 Indonesia, sedangkan Maria Darmaningsih (tengah) adalah pasien 02.

Pulang diberi jamu

Setelah 13 hari dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Sita diperbolehkan pulang karena hasil tes polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Kala itu Sita pulang tak sendiri, ia diperbolehkan keluar dari isolasi rumah sakit bersama dengan kakaknya yang merupakan Pasien 03.

Namun, menurut pengakuan Sita, sang ibu masih harus dirawat beberapa hari di RSPI Sulianti Saroso. Barulah pada 16 Maret, ibu Sita diperbolehkan pulang karena dinyatakan negatif Covid-19.

Baca juga: Setahun sejak Kasus Corona Pertama, Ini Kondisi Pandemi di Indonesia

Setelah sembuh, Sita membagikan pengalaman menariknya saat diberikan jamu oleh menteri kesehatan (Menkes) saat itu Terawan Agus Putranto. Jamu itu merupakan titipan dari Presiden Joko Widodo untuk menambah imunitas.

Adapun, pemberian jamu dilakukan pada saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Senin (16/3/2020).

Sita menceritakan, saat itu sebelum pulang ke rumah, Direktur Utama (Dirut) RSPI Sulianti Saroso mengatakan bahwa akan ada penghargaan dari pemerintah karena ketiganya berinisiatif untuk dilakukan tes Covid-19.

"Karena kan memang sebenarnya bukan dari tracing ya dulu, tapi aku dan ibu itu kekeh banget minta dites saat itu. Jadi waktu itu ditelepon karena itu, dan juga ingin memberi harapan positif ke masyarakat Indonesia bahwa ini, kasus 1,2, dan 3 sudah sembuh," kata Sita.

Baca juga: Pasien 01, 02, dan 03 Sembuh Total, Jokowi Beri Oleh-oleh Jamu Racikan

Sita mengungkapkan, pada saat itu sejatinya Terawan hanya akan memberikan penghargaan kepada ketiga pasien perdana Covid-19.

Namun, lanjutnya, tiba-tiba sebelum pulang Menkes Terawan memberikan oleh-oleh jamu yang disebutnya dikirim langsung dari Presiden Joko Widodo.

"Tadinya kan mau dikasih penghargaan saja sama Pak Terawan, bukan jamu. Cuma ternyata katanya dari Pak Jokowi mau kasih jamu. Jadi yang dari Pak Terawan tidak jadi, jadinya jamu," ucapnya.

Setelah diberikan jamu, Sita, ibu dan kakaknya juga diketahui memberikan beberapa pernyataan dalam rangka membangkitkan optimisme masyarakat untuk melawan Covid-19.

Baca juga: Terawan: Saya Awali dan Akhiri dengan Pensiun

Menurut pengakuannya, pernyataan itu hanya spontanitas dari ketiganya untuk berbicara di hadapan publik tentang optimisme melawan virus corona.

Sita sendiri mengaku saat itu memberikan pernyataan seputar bagaimana mengelola kesehatan mental pasien.

"Saat press conference, kami diberikan kesempatan berbicara. Pesan yang kami sampaikan waktu itu penting banget. Waktu itu ibu membahas soal insentif tenaga kesehatan, Mba Ratri pesannya untuk OTG harus hati-hati. Nah, aku lebih ke mental health dan stigma, dan support," ucap Sita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com