JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons video dari salah satu mantan kader Demokrat yaitu Jhoni Allen soal sejumlah tudingan yang diarahkan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tampak tak ambil pusing, Herzaky mengatakan bahwa Demokrat telah menganggap video tersebut hanya nyanyian sumbang dari kader yang kecewa atas pemecatan.
"Apa yang disampaikan, itu hanya nyanyian sumbang orang-orang yang kecewa karena dipecat," kata Herzaky dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (1/3/2021).
Untuk itu, ia berharap para mantan kader yang dipecat itu seharusnya tidak terbawa perasaan.
Baca juga: Dipecat dari Demokrat, Jhoni Allen Akan Di-PAW dari DPR
Bahkan, dia meminta agar tujuh orang tersebut tidak lagi membawa nama Partai Demokrat dalam berbagai kesempatan karena telah resmi dipecat.
Sebab, menurutnya alasan pemecatan yang dilakukan Demokrat berasal dari kesalahan para mantan kader itu sendiri.
"Anda-anda dipecat karena tindakan Anda sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, menurut Herzaky, seluruh pengurus dan kader Demokrat hingga kini tetap solid di bawah kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca juga: Kudeta Partai Demokrat, Ibas: Jangan Diadu-adu antara Saya dan Mas AHY
Ia juga menyebut bahwa seluruh Demokrat menyatakan sukacita ketika para kader diduga pelaku kudeta tersebut, dipecat.
"Banyak pesan teks masuk di berbagai grup Demokrat mengenai ini. Bahkan, di Jatim ada yang cukur gundul menyampaikan rasa syukurnya," ujarnya.
Selain itu, Herzaky juga merespons pernyataan Jhoni Allen Marbun dalam video berdurasi lebih kurang sembilan menit tersebut tentang SBY yang disebut tidak berdarah membangun Partai Demokrat.
Menanggapi hal itu, Herzaky memilih untuk menyebut anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat itu tidak tinggal di planet Bumi, melainkan di planet Mars.
Baca juga: Lewat Video, Jhoni Allen Sebut SBY Bukan Pendiri Partai Demokrat
Sebab, menurutnya, hal yang disampaikan Jhoni adalah manipulasi sejarah.
"Kalau dibilang SBY tidak berdarah-darah membangun Partai Demokrat, mungkin yang bilang begitu tidak tinggal di planet bumi. Tinggal di planet Mars kali. Ini namanya manipulasi sejarah kalau bilang enggak ada keringat Pak SBY mendirikan partai," tuturnya.
Ia pun menjelaskan, gagasan membentuk Partai Demokrat dimulai ketika SBY kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan di Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2001.
"Bapak Ventje Rumangkang (almarhum) kemudian menyarankan SBY mendirikan partai. Bapak Ventje menyampaikan bahwa banyak orang yang menginginkan SBY menjadi pemimpin nasional, termasuk menjadi wakil presiden," jelas dia.
Baca juga: Video Beredar di Medsos, Jhoni Allen Tuding SBY Tak Berkeringat Dirikan Demokrat
Kendati demikian, realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tak mempunyai partai.
Usai berdiskusi dengan Ani Yudhoyono, kata Herzaky, SBY kemudian mengamini usulan Ventje. Menurut dia, SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat.
"Partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan sembilan," ungkapnya.
Sebelumnya, Jhoni Allen muncul di sebuah video yang beredar di kalangan wartawan. Dalam video itu, Jhoni menuding SBY tidak berkeringat saat Pemilu 2004.
"Demi Tuhan saya bersaksi, bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali. Apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," kata Jhoni dalam sebuah video pernyataan yang diterima Kompas.com, Senin (1/3/2021).
Baca juga: Isu Kudeta di Demokrat yang Berujung Pemecatan 7 Kader
Pernyataan itu ia utarakan dalam sebuah video berdurasi sembilan menit. Video tersebut diberi judul " Jhoni Allen: Siapa Kudeta Demokrat?" dan beredar di kalangan wartawan dan media sosial.
Kompas.com berusaha untuk menghubungi Jhoni Allen guna mengkonfirmasi kebenaran video tersebut, tetapi tak direspons.
Dalam video, mantan politikus Partai Demokrat ini menjelaskan bahwa SBY justru baru bergabung dengan Partai Demokrat setelah partai lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti Pemilu 2004.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.