JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menilai, keselamatan rakyat yang selama ini dinyatakan sebagai prinsip hukum tertinggi tampak tak menjadi prioritas utama.
"Keselamatan rakyat yang dinyatakan sebagai hukum tertinggi tampak tak menjadi prioritas utama, bahkan dilanggar," kata Syaikhu dalam acara pembukaan Rakernas PKS 2021 yang disiarkan akun YouTube PKSTV, Senin (1/3/2021).
Ia kemudian menyinggung peristiwa kerumunan warga di tengah rangkaian kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Soal Kerumunan Warga Saat Jokowi di NTT, PKS Nilai Ada Tiga Kecacatan
Menurut Syaikhu, peristiwa itu telah menunjukkan cacat keteladanan dan cacat penegakan hukum di hadapan publik.
"Terbaru dan paling menyedihkan, mempertontonkan cacat keteladanan dan cacat penegakan hukum di hadapan publik dengan melanggar protokol kesehatan Covid-19, menciptakan kerumunan yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa rakyat di NTT," kata Syaikhu.
Syaikhu pun mengkritik penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah yang dinilainya tidak antisipatif dan cenderung meremehkan.
"Pemerintah tampak kurang mengantisipasi dan menangani pandemi ini sejak awal, terlalu banyak catatan, bahkan terkesan meremehkan," kata Syaikhu.
Baca juga: Kerumunan Penyambutan Jokowi di Maumere, Kritik Publik, dan Kekhawatiran Penularan Virus
Syaikhu menuturkan, sejak kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali terungkap pada 2 Maret 2020, jumlah kasus positif kini telah mencapai lebih dari 1,3 juta kasus dengan jumlah korban meninggal lebih dari 35.000 orang.
Dengan capaian itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus dan korban meninggal akibat Covid-19 yang tertinggi di Asia.
Sementara, Syaikhu menilai jumlah total spesimen yang diperiksa hingga akhir Februari 2021 masih rendah yakni sebanyak 10,7 juta atau 4 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Baca juga: Penjelasan Istana soal Kerumunan Warga Sambut Kedatangan Jokowi di Maumere
Mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu juga menyoroti tingginya positivity rate di Indonesia.
"Deretan angka statistik itu bukanlah deretan angka-angka semata. Laporan statistik ini adalah gambaran nyata bahwa bangsa Indonesia masih dalam kondisi yang tidak baik-baik saja," kata dia.
Ia menyatakan, pandemi masih belum terkendali dan krisis multidimensi akibat pandemi juga masih menghantui.
"Banyak saudara-saudara kita pegiat UMKM yang terdampak, banyak pekerja yang di PHK, pengangguran jadi meningkat, kemiskinan meluas, kesenjangan semakin menganga dan dampak buruk lainnya," ujar Syaikhu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.