Menurut Herzaky, hal itu dibuktikan dengan adanya desakan yang sangat kuat dari para pimpinan dan pengurus serta para kader Demokrat untuk memecat Marzuki Alie.
"Mereka sangat marah atas perilaku Marzuki Alie, juga merasa sangat terganggu dengan pernyataan-pernyataan terbuka di media massa," tutur dia.
Dengan adanya keputusan pemecatan tujuh orang kader tersebut maka maka hak dan kewajiban sebagai anggota Partai Demokrat tidak berlaku lagi.
"Termasuk larangan bagi mereka untuk menggunakan seragam, atribut, simbol, lambang dan identitas Partai Demokrat," ucap Herzaky.
Sementara itu Darmizal mengaku tidak bersedih atas pemecatan dirinya. Menurut Darmizal, pemecatan terhadap dirinya dan enam kader lainnya justru bakal semakin memantapkan langkah untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Baca juga: Ingin Selamatkan Partai, Pendiri Partai Demokrat Ingin KLB Bisa Segera Digelar
"Pemecatan ini akan semakin membuat agenda perubahan dan perbaikan partai semakin bergelora, semakin besar. KLB, insya Allah, akan segera dilakukan," ujar Darmizal Jumat (26/2/2021), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Sementara itu, Marzuki menyebut pemecatan terhadap dirinya merupakan tindakan menggunakan tangan orang lain atau disebut nabok nyilih tangan dalam istilah Jawa.
Sebab, Marzuki mengaku mendapat laporan bahwa ada ketua DPD yang diminta membuat surat pernyataan agar DPP melakukan pemecatan terhadap sejumlah kader.
Marzuki menuturkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, sejumlah Ketua DPD dikumpulkan di Jakarta untuk menindak kader-kader yang disebut sebagai pengkhianat.
Baca juga: Isu Kudeta, Demokrat Pecat Marzuki Alie hingga Jhoni Allen dengan Tidak Hormat
"Mereka memang menggunakan tangan orang untuk menindak. Tidak berani melakukan tindakan, tetapi melakukan tindakan dengan menggunakan tangan orang. Itu seperti yang dibilang Anas (Anas Urbaningrum), nabok nyilih tangan," kata Marzuki.
Marzuki pun mengingatkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahwa tidak seluruh kader loyak kepadanya.
“Loyal itu hanya di atas kertas, di luar itu belum tentu. Ada yang cerita ke saya masa kami diminta pernyataan untuk memberhentikan kader-kader pengkhianat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.