JAKARTA, KOMPAS.com - Penularan Covid-28 di lingkungan pesantren kembali terjadi.
Relawan LaporCovid-19 Firdaus Ferdiansyah mengatakan, hingga kini tercatat 8.291 kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren.
"Satu kasus di antaranya meninggal dunia. Data tersebut belum mencakup kondisi keseluruhan karena tidak semua pesantren melaporkan kasus Covid-19," kata Firdaus dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Klaster Pesantren Tasikmalaya Bertambah, Total Santri Positif Corona Jadi 383 Orang
Menurut dia, kasus positif di pesantren lebih tinggi dibandingkan sekolah yang mencapai 1.142 orang.
Klaster penularan di pesantren, kata dia, menunjukkan rentannya penularan di pendidikan asrama.
Selain itu, menunjukkan sulitnya menegakkan protokol kesehatan di kalangan peserta didik.
"Tim LaporCovid-19 mengumpulkan sejumlah laporan terkait pelanggaran protokol kesehatan di lingkungan pesantren," ujar dia.
Ia mencontohkan, salah satu temuan LaporCovid-19 yaitu di sebuah pesantren di Serang, Banten, banyak yang abai mengenakan masker dan menjaga jarak.
Selain itu, LaporCovid-19 juga menemukan pembelajaran tatap muka tetap berjalan di salah satu pesantren di Subang sejak 26 Januari 2021 meskipun banyak anak demam dan kehilangan indra penciuman.
"Padahal, Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang skema pembelajaran 2020/2021 mengizinkan pembelajaran tatap muka di pesantren dengan sejumlah syarat," ujar dia.
Baca juga: Soal Klaster Pesantren Tasikmalaya, Satgas Covid-19 Duga karena Kurang Disiplin
Salah satu persyaratannya, lanjut Firdaus, wajib memperhatikan protokol kesehatan dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat.
Firdaus mengatakan, LaporCovid-19 juga menerima laporan warga yang mengaku kesulitan berkomunikasi dengan anaknya di pesantren.
"Padahal, anaknya dan sejumlah santri terkonfirmasi positif Covid-19. Pihak pesantren terkesan tertutup dengan orang tua, tapi malah mengundang pejabat dalam kegiatan pesantren," tutur dia.
Menurut dia, pihak pesantren perlu melaporkan kondisi santrinya kepada orangtua santri.
Begitu juga dengan instansi terkait seperti dinas kesehatan dan kantor Kementerian Agama setempat.
"Tentu saja perlu keterbukaan informasi agar wabah tidak semakin meluas. Ini demi keselamatan santri, ustaz/ustazah, kiai, juga masyarakat sekitar," kata dia.
Baca juga: FSGI: 632 Santri Positif Covid Selepas Liburan Semester
Firdaus mengingatkan tingginya risiko penularan Covid-19 di pondok pesantren.
Menurut dia, penularan bisa terjadi karena dalam satu kamar bisa diisi lima sampai belasan santri, sehingga sulit menjaga jarak.
Di samping itu, penularan bisa terjadi karena penggunaan kamar mandi umum.
"Belum semua pesantren memiliki posko kesehatan pesantren (poskestren) atau penanggung jawab di bidang kesehatan sehingga sulit menerapkan protokol kesehatan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.