Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jusuf Kalla Selesaikan Konflik Aceh: Pada Akhirnya Semua Menang...

Kompas.com - 23/02/2021, 14:42 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya sebagai mediator beberapa konflik yang terjadi di Indonesia.

Politikus senior Partai Golkar itu mengatakan, dalam upaya penyelesaian konflik, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah kedua belah pihak sama-sama merasa menang.

Kalla menyebut dalam proses negosiasi perdamaian, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memahami latar belakang dari kedua pihak yang berkonflik lalu mengakomodasi tujuan yang ingin dicapai masing-masing.

“Kita pelajari dulu background-nya, kedua tujuannya sama, ingin damai. Tapi ingin tujuannya dicapai walaupun tidak semua. Di situ pertemuannya, jadi terjadi win-win,” jelas Kalla dikutip dari tayangan Program Bukan Begini Bukan Begitu di kanal Youtube Kompas.com, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Jusuf Kalla: Menurut Menkes, Vaksinasi yang Libatkan Swasta Dimulai Maret Atau April

Kalla mencontohkan proses tersebut pada penyelesaian konflik antara pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 silam.

Menurut Kalla, akhirnya saat ini masyarakat Aceh dapat menjadi pemimpin dan memerintah di wilayahnya sendiri.

Sementara itu, Indonesia juga ikut senang karena tidak ada lagi konflik yang terjadi.

“Sekarang orang Aceh, GAM merasa senang dia dapat menjadi Gubernur, dia bisa memerintah. Tapi Indonesia juga merasa senang tidak ada konflik. Tidak ada korban lagi. (Aceh) tetap NKRI, semua win, merasa menang itu pun dilakukan secara demokratis,” cerita Kalla.

Selain itu Kalla juga menyebut dalam upaya perdamaian, seorang mediator harus mendapatkan kepercayaan dan bisa bersikap adil dan independen.

Baca juga: Jusuf Kalla: Saya Dua Kali Jadi Wapres, Tak Pernah Meminta


Ia juga menuturkan bahwa proses-proses yang dijalaninya dalam menempuh suatu upaya perdamaian berdasarkan pengalaman pribadi.

“Pengalaman aja. Sehingga kadang-kadang bertentangan dengan buku. Maka saya bilang bahwa buku itu kan pengalaman orang, saya nanti tulis buku juga,” kelakar Kalla.

Pada sebuah proses perundingan damai, Kalla menjelaskan, kedua belah pihak yang saling berkonflik harus saling menghormati.

“Orang berunding itu harus satu sama laim dalam posisi yang sama dan saling menghormati. Kita (mediator) harus netral. Juga memastikan kedua kelompok tidak saling kehilangan muka satu sama lain pada proses tersebut,” tuturnya.

Baca juga: Jusuf Kalla: Supaya Cepat Capai Target, Vaksinasi Covid-19 Perlu Libatkan Swasta

Sebagai informasi Jusuf Kalla terlibat dalam beberapa upaya perdamaian yang terjadi di Indonesia.

Pada 2005, ia terut terlibat dalam negosiasi damai antara Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Kalla juga terlibat dalam proses damai konflik di Poso dan Ambon yang terjadi medio 1998-2001 silam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com