JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkap, ketersediaan air menjadi persoalan pengoperasian lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini dikatakan Jokowi saat meninjau langsung lumbung pangan tersebut, Selasa (23/2/2021).
"Problemnya adalah memang masih di seluruh NTT sama yaitu masalah air, memang kuncinya ada di air," kata Jokowi di lokasi.
Untuk mengatasi persoalan ini, telah dilakukan pembangunan sumber-sumber air, mulai dari sumur bor hingga embung.
Baca juga: Tinjau Lumbung Pangan di Sumba Tengah, Jokowi: 34 Persen Kemiskinan Ada di Sini
Namun, kata Jokowi, sumur bor dan embung yang ada saat ini belum mencukupi sehingga ke depan masih harus dilakukan pembangunan.
"Tadi Pak Bupati masih minta tambahan lagi, Pak Gubernur juga minta dibuatkan satu bendungan untuk di Kabupaten Sumba Tengah dan sekitarnya," ujarnya.
Jokowi mengaku dirinya telah memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengkaji kemungkinan dibangunnya waduk atau bendungan di wilayah tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga akan membantu kekurangan-kekurangan alat mesin pertanian (alsintan), utamanya traktor.
Baca juga: 926 Personel Gabungan TNI-Polri Amankan Kunjungan Presiden Jokowi di NTT
Ia berharap, lumbung pangan di Sumba Tengah dapat turut membangun ketahanan pangan nasiojal dan menjadi percontohan daerah lain.
"Saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, food estate yang ada di Sumatera Utara, dan juga food estate yang ada di NTT ini akan bisa kita membangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita dan nanti akan kita fotokopi untuk juga di provinsi-provinsi yang lain yang memiliki kesiapan," kata Jokowi.
Adapun lahan yang disediakan pemerintah untuk pemanfaatan lumbung pangan di Sumba Tengah yakni seluasa 5.000 hektare.
Rinciannya, 3.000 hektare lahan ditanam padi dan 2.000 hektare ditanami jagung.
Baca juga: Bertolak ke NTT, Jokowi Akan Tinjau Lumbung Pangan dan Resmikan Bendungan Napun Gete
Ke depan, lahan akan diperluas hingga 10.000 hektare, yang dimanfaatkan untuk padi seluas 5.600 hektare dan untuk jagung 4.400 hektare.
Jokowi mengungkap dipilihnya Sumba Tengah sebagai lokasi pembangunan lumbung pangan adalah karena angka kemiskinan dan minimnya panen di daerah tersebut.
"Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.