Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2021, 08:34 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, narasi dan data diperlukan untuk meyakinkan masyarakat terkait vaksin Covid-19.

Program vaksinasi yang dimulai terhadap tenaga kesehatan, menurut Ganjar, bisa dijadikan contoh untuk masyarakat merasa yakin adanya gambaran perubahan tingkat keterpaparan Covid-19.

“Cerita itu kemudian ketika kita nasionalkan, apa yang terjadi? Yang terjadi masyarakat menjadi optimis, yang terjadi kemudian narasi yang kita bangun ini jadi harapan, this is hope,” kata Ganjar dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/2/2021).

“Hari ini batch pertamanya kan nakes ya, nah nakes ini saya gembar gemborkan, kita ceritakan” ucap dia.

Ganjar mengatakan, sebelum ada vaksinasi Covid-19, rata-rata tenaga kesehatan di Jawa Tengah setiap minggu terpapar Covid-19.

Berdasarkan data, kata Ganjar, mereka yang tertular kemudian meninggal dunia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Lansia, Kemenkes: Tetap Ada Dua Metode Pendaftaran

“Setelah divaksin tau nggak angkanya menarik sekali, tiba-tiba di bawah 200 nakes yang terpapar, dan satu minggu pertamanya (setelah vaksin) 170 sekian (nakes yang terpapar) dan minggu kedua itu 140 sekian,” kata Ganjar.

“Minggu ketiga, 55 (nakes), kemarin kita pantau masih sekitar 24 dan yang menarik, 2 minggu terakhir enggak ada nakes yang meninggal, ini catatan kami,” ucap dia.

Sebelumnya, presiden Joko Widodo mengakui memang tidak mudah untuk bisa mencapai target vaksinasi Covid-19 pada 182 juta penduduk hingga akhir tahun 2021.

Sebab, kata dia, vaksin belum bisa didapatkan dalam satu waktu yang bersamaan.

"Problem besarnya adalah ketersediaan vaksin itu sendiri. Yang tidak bisa dalam jumlah yang kita inginkan dalam waktu-waktu sekarang ini," kata Jokowi dalam acara Imlek Nasional 2021 yang disiarkan secara daring, Sabtu (20/2/2021).

Jokowi mengatakan, Indonesia sudah mendapatkan vaksin sebanyak 3 juta untuk tenaga kesehatan, kemudian diterima lagi sebanyak 7 juta vaksin.

Vaksin itu langsung diberikan pada untuk pelayan-pelayan publik untuk pekerja publik seperti guru, lalu juga akan diberikan pada warga lanjut usia dan pekerja di pasar.

"Baru kemudian nanti menginjak ke masyarakat umum," ujarnya.

Baca juga: Ganjar Sebut Vaksinasi Gelombang 2 di Jateng Bakal Sasar Kelompok Masyarakat Pasar

Ia melanjutkan, vaksin Covid-19 yang ada di dunia menjadi rebutan 215 negara.

Kendati demikian Jokowi memastikan pemerintah akan berusaha untuk terus mendapatkan vaksin.

"Kita sudah mendapatkan komitmen 426 juta vaksin. Tapi datangnya kapan ini yang masih rebutan. Terus kita akan berusaha agar vaksin itu ada terus," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Peran, Fungsi dan Tugas TNI

Peran, Fungsi dan Tugas TNI

Nasional
Tugas TNI AD, AL, dan AU Menurut Undang-undang,

Tugas TNI AD, AL, dan AU Menurut Undang-undang,

Nasional
Perbedaan Perwira, Bintara, dan Tamtama di TNI

Perbedaan Perwira, Bintara, dan Tamtama di TNI

Nasional
Jokowi Teken Perpres Stranas BHAM, Dirjen HAM: Ciptakan Iklim Bisnis Berkelanjutan

Jokowi Teken Perpres Stranas BHAM, Dirjen HAM: Ciptakan Iklim Bisnis Berkelanjutan

Nasional
Gubernur Lemhannas: Risiko Tertinggi Pemilu 2024 Bukan Keamanan, tapi Friksi Politik Koalisi Pemerintah

Gubernur Lemhannas: Risiko Tertinggi Pemilu 2024 Bukan Keamanan, tapi Friksi Politik Koalisi Pemerintah

Nasional
Soal Peluang Kerja Sama dengan PSI, PDI-P Tunggu Keputusan Megawati

Soal Peluang Kerja Sama dengan PSI, PDI-P Tunggu Keputusan Megawati

Nasional
Ketum PP Muhammadiyah: Ijtihad Muhammadiyah Tidak Berpolitik Praktis

Ketum PP Muhammadiyah: Ijtihad Muhammadiyah Tidak Berpolitik Praktis

Nasional
Megawati Bertemu Mahathir Mohamad, Bahas soal Hujan hingga Pemindahan Ibu Kota Negara

Megawati Bertemu Mahathir Mohamad, Bahas soal Hujan hingga Pemindahan Ibu Kota Negara

Nasional
Setahun Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Bantuan Pemulihan Korban Belum Merata

Setahun Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Bantuan Pemulihan Korban Belum Merata

Nasional
Mentan Syahrul Yasin Limpo Disebut Sedang Berobat, Nasdem: Karena Prostat

Mentan Syahrul Yasin Limpo Disebut Sedang Berobat, Nasdem: Karena Prostat

Nasional
Said Iqbal Sebut Hakim MK Inkonsisten karena Putuskan UU Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Said Iqbal Sebut Hakim MK Inkonsisten karena Putuskan UU Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Nasional
Tanggal 5 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
MK Sebut UU Cipta Kerja Tak Cacat Formil, Partai Buruh Akan Ajukan Uji Materiil ke MA

MK Sebut UU Cipta Kerja Tak Cacat Formil, Partai Buruh Akan Ajukan Uji Materiil ke MA

Nasional
Menteri LHK: Dari 6.659 Titik Panas, 80 Persennya Berisiko Jadi Titik Api

Menteri LHK: Dari 6.659 Titik Panas, 80 Persennya Berisiko Jadi Titik Api

Nasional
Jaksa Sebut Eks Dirut Sarana Jaya Yoory Pinontoan Beli Lahan Sengketa di Cakung, Pemprov DKI Rugi Rp 155,4 Miliar

Jaksa Sebut Eks Dirut Sarana Jaya Yoory Pinontoan Beli Lahan Sengketa di Cakung, Pemprov DKI Rugi Rp 155,4 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com