JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta pelaku industri dan masyarakat turut berperan aktif dalam mencegah terjadinya banjir.
Doni menyampaikan hal itu saat mengunjungi korban banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe, Karawang Barat, Jawa Barat, Minggu (21/2/2021).
Menurut Doni, salah satu penyebab banjir di Kabupaten Karawang adalah limbah industri dan limbah rumah tangga.
"Tidak sedikit sumber daya yang dapat dikelola disini, ada banyak industri dan perusahaan, mereka harus diikutsertakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan ekosistem untuk mengelola limbah industri dan rumah tangga," papar Doni.
"Diperlukan kerjasama, koordinasi, dan kegigihan untuk bisa melakukan berbagai upaya, sehingga risiko (banjir) ini tidak berulang setiap tahun," lanjutnya.
Baca juga: Jebolnya Tanggul Sungai Citarum Sebabkan Banjir di 4 Desa di Bekasi
Pada kunjungan tersebut Doni juga meminta agar penanganan pengungsi dilakukan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Caranya, yaitu dengan memisahkan kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori rentan tertular Covid1-19 dengan masyarakat lainnya yang berada dalam area pengungsian.
"Dalam hal ini kelompok rentan adalah lansia, warga yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, balita dan anak-anak," jelasnya.
Saat ini, ada 15 kecamatan terdampak banjir di wilayah Kabupaten Karawang.
Kecamatan itu yakni Kecamatan Rengasedengklok, Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Telukjambe Timur, Kecamatan Karawang Barat, Kecamatan Batujaya, Kecamatan Cikampek, Kecamatan Tirtamulya, Kecamatan Ciampel, Kecamatan Panglalan.
Selanjutnya adalah juga Kecamatan Rawamerta, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Banyusari, Kecamatan Karawang Timur, Kecamatan Cimalaya Wetan, dan Kecamatan Pakis Jaya.
Berdasarkan data tertulis yang diterima Kompas.com dari BNPB bencana banjir di Kabupaten Karawang saat ini membuat 14.755 Kepala Keluarga (KK) terdampak, juga 3.393 KK mengungsi.
Baca juga: Banjir Jakarta, Perjalanan Kereta dari Bandung-Jakarta dan Sebaliknya Dibatalkan
Adapun dari data yang sama BNPB mencatat kerugian material akibat banjir adalah 14.340 rumah terdampak, 51 rumah rusak berat, 157 rumah rusak sedang, 870 unit rumah rusak ringan, serta 40 fasilitas sosial, dan fasilitas umum hingga 217 hektar sawah.
Sebagai informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat disertai kilat petir dan angin kencang masih akan mengguyur seluruh Indonesia hingga 25 Februari mendatang.
Beberapa wilayah yang akan mengalami hujan intensitas lebat adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, hampir seluruh wilayah di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan gelombang tinggi," papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (20/2/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.