Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Besar Masjid Istiqlal: Belum Ada Pendidikan Ulama Perempuan Secara Khusus

Kompas.com - 19/02/2021, 14:18 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar mengatakan, selama ini belum pernah ada pendidikan ulama perempuan secara khusus.

Hal itulah yang mendorong Masjid Istiqlal akan membuat pendidikan kader ulama perempuan seiring ditandatanganinya nota kesepahaman yang dilakukan bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

"Belum pernah ada pendidikan ulama perempuan secara khusus, yang ada adalah pendidikan kader ulama tapi tidak ada stressing point-nya terhadap perempuan," ujar Nasaruddin usai menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Kementerian PPPA dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak berbasis masjid, Jumat (19/2/2021).

"Dan yang akan kami buat di Istiqlal ialah pendidikan kader ulama perempuan. Jadi stressing point-nya adalah para perempuan," sambungnya.

Baca juga: Imam Besar Istiqlal: Pemberdayaan Masyarakat Berawal dari Penguatan Keluarga

Nasaruddin mengatakan, selama ini sudah banyak ulama, tetapi ulama perempuannya sangat langka.

Bahkan di seluruh dunia, kata dia, tidak pernah terdengar ada ketua majelis ulama yang merupakan perempuan.

Padahal, tegas Nasaruddin, hal tersebut tidak dilarang apalagi haram.

"Kami ingin ke depan itu perempuan punya kekuatan intelektual untuk mengkaji kitab suci Al-Quran dan hadits. Ada hadits, perlu mencari pengetahuan bagi kaum laki-laki dan perempuan, jadi laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya," kata dia.

"Karena itu, kami akan lakukan pendidikan keluarga ini berbasis rumah tangga atau masjid," lanjut dia.

Baca juga: Kementerian PPPA-Istiqlal Kerja Sama Pemberdayaan Perempuan dan Anak Berbasis Masjid

Ia pun mengaku gembira karena Kementerian PPPA memiliki respons yang baik dengan gagasan-gagasan dari pihaknya yang sejalan dengan program Kementerian PPPA.

Salah satu isu yang akan dikerjakan olehnya adalah pendidikan kader ulama perempuan yang bahkan menarik perhatian dunia.

"Begitu kami isukan bahwa kami akan mendirikan pendidikan kader ulama perempuan, maka sejumlah negara juga sangat tertarik untuk mengikutsertakan warganya masuk ke sini karena hampir tidak ada di luar negeri, tidak ada di Mesir dan lainnya yang spesifikasinya pendidikan kader perempuan," kata Nasaruddin.

Baca juga: Kementerian PPPA: Angka Perkawinan Anak Indonesia Jadi Sorotan Dunia

Nasaruddin mengatakan, Indonesia melalui Masjid Istiqlal adalah yang pertama memulai pendidikan kader ulama perempuan tersebut.

Ia pun berharap nantinya hasil pendidikan tersebut bisa menyuplai ulama-ulama perempuan di setiap provinsi sehingga pembacaan Al-Quran tidak bias gender.

"Jadi pembacaan hadist itu juga memiliki keseteraan gender karena selama ini yang menjadi mufassir (orang yang menerangkan makna atau kandungan Al-Quran) di jajaran majelis ulama itu didominasi bukan perempuan, padahal persoalan-persoalan yang dihadapi dalam bermasyarakat banyak berkaitan dengan masalah rumah tangga," ucap dia.

Sebelumnya, Kementerian PPPA menandatangani MoU dengan BPMI tentang pemberdayaan perempuan dan perlindugan anak berbasis masjid.

Baca juga: Kementerian PPPA: Indonesia Targetkan Perkawinan Anak Turun 8,74 Persen pada 2024

MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan K.H. Nasaruddin Umar di kantor Kemen PPPA, Jumat (19/2/2021).

Menteri Bintang berharap, kesepakatan yang telah ditandatangani tersebut tidak hanya menjadi dokumen semata tetapi benar-benar bisa dilaksanakan.

Ia mengatakan, secara formal kesepakatan tersebut telah dilakukan dan harus menjadi langkah awal untuk diwujudkan melalui kegiatan lainnya.

Baik itu dengan pembentukan kelompok kerja maupun rencana aksi lainnya.

"Sehingga melahirkan program dan kegiatan yang memberikan manfaat besar bagi perempuan dan anak," kata Bintang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com