JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui positivity rate Covid-19 di Indonesia saat ini sangat tinggi.
Dia pun menyebut kondisi ini abnormal dan diduga disebabkan sejumlah faktor.
"Kapan ini (pandemi) akan selesai? Buat saya masih terlalu dini untuk saya berikan kesimpulan. Kenapa? Karena data positivity rate kita abnormal, tinggi sekali," ujar Budi dalam konferensi pers virtual yang disiarka YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu (17/2/2021).
Adapun positivity rate didapatkan dari jumlah kasus harian dibagi dengan jumlah pemeriksaan harian dan dikali 100.
Baca juga: Kemenko Marves: 2 Juta Data Covid-19 yang Belum Dicatat Akan Turunkan Positivity Rate
Positivity rate di Indonesia tergolong tinggi sebab berada di kisaran 20 persen. Sementara itu, menurut standar badan kesehatan dunia (WHO) idealnya positivity rate berada di bawah lima persen.
Merujuk kepada perkembangan data positivity rate, Budi menyebut ada tiga hipotesis yang harus segera dipastikan.
Pertama, soal hasil pemeriksaan Covid-19 dengan hasil negatif yang tidak seluruhnya dimasukkan ke dalam laporan. Hal ini secara matematis menyebabkan hasil positivity rate tinggi.
"Kami ingin memastikan semua laporan yang hasilnya negatif apakah sudah dimasukkan oleh semua laboratorium. Jika sudah semua masuk maka akan terlihat positivity rate sebenarnya berapa," tutur Budi.
Baca juga: Positivity Rate Covid-19 Indonesia Cetak Rekor Baru 31,1 Persen Apa Artinya?
Kedua, soal disiplin dari pihak rumah sakit yang belum seluruhnya memasukkan laporan hasil pemeriksaan secara lengkap.
Budi menyebut hopotesis kedua ini masih harus dikonfirmasi kembali penyebabnya kepada RS.
"Hipotesa ketiga adalah mungkin sekali pemeriksaan (testing) kita kurang banyak sehingga positivity rate tinggi. Karenanya kita akan perbanyak rapid test antigen," tutur Budi.
"Dengan masuknya data-data dari hasil konfirmasi terhadap tiga hipotesis itu nanti akan terlihat sebenarnya seperti apa positivity rate-nya dan kita akan mengambil kesimpulan," tambah Budi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.