Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Klaster Pesantren Tasikmalaya, Satgas Covid-19 Duga karena Kurang Disiplin

Kompas.com - 17/02/2021, 11:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pimpinan pondok pesantren harus melindungi para santri dan guru dari penularan Covid-19.

"Pimpinan pesantren harus melindungi santri dan guru dengan ketat dengan protokol 3M yang ketat," ujar Wiku ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Ia menanggapi soal 380 santri di Tasikmalaya yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 setelah seorang santri merasakan gejala penyakit tersebut.

Baca juga: Berawal dari Belajar Tatap Muka, 1 Santri Hilang Indra Penciuman, Akhirnya 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19

Dia menduga, kejadian di Tasikmalaya itu disebabkan kurangnya disiplin menjalankan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan serta rajin mencuci tangan memakai sabun.

Kemudian, dia menyarankan, apabila kegiatan pembelajaran bisa dilakukan secara virtual, pembelajaran tatap muka sebaiknya ditunda dulu.

"Jika tidak bisa daring, maka pembelajaran tatap muka harus dengan protokol kesehatan sangat ketat. Kalau tidak ketat, ya akan ada kejadian penularan seperti ini," ucap Wiku.

Meski demikian, dia pun mengajak semua pihak melihat kejadian di Tasikmalaya sebagai evaluasi penerapan protokol kesehatan.

Baca juga: Soal Klaster Pesantren Tasikmalaya, 157 Santri Dievakusi 21 Ambulans karena Demam dan Sesak Napas

Bagi pemerintah daerah setempat, Wiku menyebut, semestinya ada intervensi sehingga penularan Covid-19 dalam jumlah besar bisa dihindari.

"Untuk pesantren-pesantren lain diharapkan juga demikian. Sebab, kondisi di pesantren dengan jumlah santri yang sangat banyak, kemudian berkumpul di asrama dengan intensitas interaksi tinggi, " ujar Wiku.

"Sehingga protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan secara disiplin. Jika tidak bisa kebobolan, terjadi penularan," kata dia. 

Diberitakan, klaster pesantren di Kota Tasikmalaya diduga berawal dari adanya beberapa orang santri yang baru datang dan ikut proses belajar mengajar di pesantren tersebut.

Tak berselang beberapa hari puluhan santri mengalami gejala Covid-19, salah satunya tak bisa merasakan indra penciuman sampai akhirnya hasil tes swab PCR positif corona.

"Awalnya ada salah satu santri yang kehilangan indra penciuman. Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana, kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: 375 Santri Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Wali Kota: Antisipasi Seharusnya Dilakukan Kemenag

Hendra mengatakan, pihaknya langsung melakukan tracing dan melakukan tes terhadap 832 orang di pesantren itu sebagian besar adalah santri.

Dari total sampel itu, ada 45 persennya atau sebanyak 375 orang positif corona hasil tes swab PCR.

"Ada tambahan lagi 5 santri positif dan jumlahnya menjadi 380 orang dan sisanya negatif hasilnya," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com