JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang warganet bernama Baskoro AS mencoba menelusuri kebaradaan Wedding Organizer (WO) Aisha Weddings setelah ramai dibahas di media sosial karena mempromosikan pernikahan kepada anak di bawah umur.
Hasil penulusuran Baskoro tentang WO Aisha Weddings juga ramai diperbincangkan warganet di twitter lantaran sejumlah kejanggalan yang ditemukan seperti tidak adanya alamat hingga nomor telepon Aisha Weddings.
Kompas.com pun menghubungi langsung Baskoro, pemilik akun twitter @representatif yang menemukan sejumlah kejanggalan saat menelusuri WO Aisha Weddings. Hasil penelusuran Baskoro yang diunggah dalam suatu utas pun ramai diperbincangkan publik.
Baca juga: Ramainya Aisha Weddings, Tanggapan Menteri PPPA, KPAI, dan Analisis Pakar Medsos...
Mulanya Baskoro merasa aneh dengan Aisha Weddings yang mengampanyekan menikah di usia 12-21 tahun. Ia lalu mencurigai Aisha Weddings hanya diada-adakan untuk memancing keresahan publik.
“Sejak baca tulisan yang Allah dan suami berkenan jika (perempuan menikah) 12-21 tahun sebenarnya sudah merasa ada yang aneh sih,” kata Baskoro kepada Kompas.com, Kamis (11/2/2021).
“Karena cukup kesel sama beberapa kejadian komunitas muslim minoritas di-bully karena sesuatu hal yang tidak mereka yakini, jadinya pengen ceri tahu lebih dalam. Akhirnya mencermati spanduknya dan menemukan lokasinya di Kendari, dan lalu jadilah threadnya,” tutur Baskoro.
Kejanggalan pertama yang ia temui ialah tak ditemui alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Padahal selaku WO sudah sewajarnya Aisha Wedding mencantumkan nomor telepon untuk dihubungi para calon pengguna jasanya.
Baca juga: Soal Aisha Wedding, BKKBN Sebut 5 Bahaya dari Pernikahan Usia Dini
“Untuk alamat bisa diwajarkan karena alasan keamanan. Kalau nomor HP atau kontak medsos aja enggak ada, ini niat enggak sih?” kata Baskoro.
Selain itu kejanggalan berikutnya ialah situs Aisha Wedding menggunakan skema pengaturan memblok IP Address pengunjungnya yang telah mengunjungi halaman tertentu di situs tersebut.
Lalu kejanggalan berikutnya yang ditemukan Baskoro ialah pihak Aisha wedding membayar jasa percetakan banner di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan menggunakan Paypal, bukan rekening bank biasa.
Selain itu, akun paypal yang digunakan untuk membayar jasa percetakan banner menggunakan nama samaran.
“Bisa enggak bayangin bisnis ngelakuin hal begini,” tutur Baskoro.
Baca juga: Aisha Weddings Mencurigakan, Menteri PPPA Koordinasi dengan Kapolri dan Kominfo
Sebelumnya Aisha Wedding ramai diperbincangkan publik setelah mempromosikan jasanya dengan layanan nikah siri dan perkawinan anak.
Target yang disasar mereka adalah menikah di usia muda agar bisa hidup lebih baik bagi mereka yang memilih usia muda.