Pemerintah tengah menggencarkan 3T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) kasus Covid-19, terutama di daerah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, untuk mempercepat pelacakan kontak erat pada kasus positif, pihaknya menggunakan tes cepat antigen atau rapid test antigen untuk mendiagnosis seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
Baca juga: PPKM Mikro, Kemenkes Upayakan Tracing Covid-19 Kurang dari 72 Jam
Dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021), Nadia mengatakan, alat rapid test antigen akan tersedia di puskesmas di daerah-daerah sehingga mendukung PPKM berskala mikro.
"Seperti arahan Menteri Kesehatan, rapid test antigen digunakan untuk kepentingan epidemiologi dan untuk mendiagnosis. Jangan sampai antigen digunakan screening ataupun untuk seseorang melakukan perjalanan," kata Nadia.
Menurut Nadia, sebanyak 1,7 juta alat rapid test antigen akan diberikan untuk fokus pelaksanaan pelacakan atau tracing kasus Covid-19 di 98 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM mikro.
Kabupaten/kota yang dimaksud berada di tujuh provinsi yakni, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur dan Bali.
Baca juga: Panglima TNI Kerahkan 27.866 Babinsa untuk Tracing Covid-19
Ia menjelaskan, setelah diketahui bahwa seseorang terpapar positif Covid-19 berdasarkan rapid test antigen, maka akan dilakukan pelacakan kepada 20-30 orang kontak dekatnya.
Sementara itu, apabila pemeriksaan rapid test antigen menunjukkan hasil negatif, pemeriksaan harus kembali diulang melalui Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Namun, kata Nadia, bagi daerah yang kesulitan mendapat RT PCR dapat mengulang pemeriksaan rapid test antigen dalam kurun waktu kurang dari 48 jam.
"Tetapi pada daerah-daerah yang memiliki akses terhadap pemeriksaan PCR maka dilakukan pengambilan spesimen yang kemudian diperiksa dengan pemeriksaan lab RT PCR," ujar Nadia.
Baca juga: Petugas Penagih Bank Positif Covid-19, Satgas Tracing Rumah yang Pernah Didatangi
Selain itu, Nadia menegaskan, rapid test antigen dilakukan secara gratis di 98 kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM.
Oleh karenanya, masyarakat dipersilakan datang ke puskemas apabila merasa memiliki gejala Covid-19.
PPKM diyakini lebih efektif
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyakini, seiring berjalannya waktu, PPKM mikro akan mampu menekan laju penularan Covid-19.
Menurut Wiku, hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis PPKM jilid I dan II yang menunjukkan bahwa pada pekan keempat laju penularan Covid-19 mengalami penurunan.
"Pada akhir pekan ketiga pelaksanaan PPKM, angka kasus aktifnya 16,24 persen, lalu di akhir pekan keempat turun menjadi 15,23 persen. Kalau diterapkan lebih mikro seperti sekarang, maka akan lebih efektif," kata Wiku, Rabu.
Di samping itu, terkait kekhawatiran pelaku usaha terhadap PPKM mikro, ia mengatakan aktivis ekonomi bisa berjalan dengan baik karena pembatasan tidak dilakukan secara luas.
"Jadi potensi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang aman dari Covid-19 itu bisa dilakukan,” ujar Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.