JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap sejumlah kendala dalam upaya pencarian cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, kendala yang dialami tim pencarian umumnya disebabkan karena cuaca.
"Tantangan dari penemuan CVR ini kebanyakan berupa cuaca. Seperti kita ketahui dalam beberapa hari terakhir jumlah curah hujan di Pulau Jawa, khususnya di DKI Jakarta cukup tinggi," kata Nurcahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: KNKT: CVR Sriwijaya Air SJ 182 Harus Ditemukan
Menurut Nurcahyo, tingginya curah hujan di Pulau Jawa, khususnya di DKI Jakarta, mengakibatkan gelombang tinggi dan berpengaruh pada arus bawah laut.
Tak hanya itu, banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Pulau Jawa beberapa hari terakhir juga turut jadi penyebab sulitnya pencarian CVR.
Akibat dari banjir, lumpur sungai terbawa sampai ke perairan Kepulauan Seribu sehingga memperburuk jarak pandang penyelam ketika melakukan pencarian.
"Seperti kita ketahui beberapa wilayah di Pulau Jawa mengalami banjir dan lumpur-lumpur dari beberapa sungai sampai ke lokasi pencarian dan kemarin jarak pandang di bawah air sangat buruk," terang Nurcahyo.
Nurcahyo mengatakan, sejak Selasa (9/2/2021) tim pencarian telah menggunakan alat peniup lumpur untuk mengatasi persoalan ini.
Upaya pencarian CVR pun hingga saat ini masih terus dilanjutkan.
"Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama kita bisa menemukan CVR ini," kata dia.
Untuk diketahui, CVR merupakan perangkat dalam black box pesawat yang merekam percakapan pilot dan kopilot dalam kokpit pesawat.
Baca juga: KNKT Minta Semua Pihak Tak Berasumsi Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air JT 182
Sementara itu, perangkat black box lainnya yakni flight data recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan milik Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan.
Adapun pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.