JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggunakan tes cepat antigen (rapid test antigen) untuk mendiagnosis seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hal itu dapat mempercepat pelacakan Covid-19 di level kelurahan dan desa. Menurutnya, rapid test antigen akan tersedia di puskesmas.
"Seperti arahan Menteri Kesehatan, rapid test antigen digunakan untuk kepentingan epidemiologi dan untuk mendiagnosis. Jangan sampai antigen digunakan screening ataupun untuk seseorang melakukan perjalanan," kata Nadia, dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Kemenkes, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Pemerintah akan Atur Rapid Test Antigen di Permenkes untuk Skrining Awal Covid-19
Nadia mengatakan, pelacakan kontak erat dari kasus konfirmasi positif akan ditingkatkan. Jika sebelumnya pelacakan dilakukan pada 5 hingga 10 orang, maka nantinya akan ditambah menjadi 20 sampai 30 orang.
"Sehingga diharapkan mengakselerasi pelacakan kasus, kita bisa dini mendapatkan kasus positif tanpa gejala dan segera kita lakukan penanganan dengan isolasi mandiri sehingga pemutusan rantai penularan Covid-19," ujarnya.
Lebih lanjut Nadia mengatakan, jika pemeriksaan rapid test antigen menunjukkan hasil negatif, pemeriksaan harus kembali diulang melalui Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Namun, bagi daerah yang kesulitan mendapat RT PCR dapat mengulang pemeriksaan rapid test antigen dalam kurun waktu kurang dari 48 jam.
Baca juga: Produksi Rapid Test Antigen Murah Buatan Unpad Terkendala Bahan Baku
"Tetapi pada daerah-daerah yang memiliki akses terhadap pemeriksaan PCR maka dilakukan pengambilan spesimen yang kemudian diperiksa dengan pemeriksaan lab RT PCR," pungkasnya.
Rapid test antigen sering pula disebut dengan swab antigen. Tes ini dinilai lebih akurat dibandingkan tes antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Pemeriksaannya dapat dilakukan di tempat yang mempunyai fasilitas biosafety cabinet.
Rapid test antigen dapat digunakan dalam mendeteksi kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) pada wilayah yang tak mempunyai fasilitas (RT-PCR).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.