Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firli Ungkap Strategi KPK dalam Cegah Korupsi, Apa Saja?

Kompas.com - 08/02/2021, 22:33 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengatakan, KPK menggunakan tiga strategi dalam mencegah praktik korupsi di Tanah Air.

Strategi yang pertama, kata Firli, yakni dengan mengedepankan pendidikan masyarakat.

Hal ini, menurut dia, penting dilakukan agar masyarakat paham apa itu korupsi, apa penyebab korupsi, dan apa bahayanya korupsi.

“Kenapa ini kita ke depankan? karena kita sadar bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk merubah dunia,” kata Firli dalam webinar yang diselenggarakan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Senin (8/2/2021).

“Kenapa pula pendidikan masyarakat menjadi penting? ini kita lakukan supaya masyarakat tidak ingin melakukan korupsi sehingga dengan demikian kita sungguh berharap masyarakat timbul imunitas dan tidak melakukan korupsi,” kata dia.

Baca juga: Survei LSI: 58.3 Responden Menilai Terjadi Penigkatan Korupsi dalam 2 Tahun Terakhir

Firli mengatakan, terkait pendidikan masyarakat setidaknya KPK memiliki tiga sasaran utama untuk dilakukan pendidikan guna mencegahan tindak pidana korupsi.

Pertama yakni melalui jaringan pendidikan. KPK, kata Firli, melakukan upaya pendidikan masyarakat ini bekerja sama dengan kementerian/lembaga maupun pengampu pendidikan dari mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

“Yang kedua adalah kita sasar kepada penyelenggara negara, partai politik, para politisi, termasuk juga calon aparatur penyelenggara negara,” kata dia.

Firli juga mengatakan, yang menjadi target berikutnya yakni Badan Usaha Milik Negara baik itu pusat maupun daerah.

“Itulah kita ingin bahwa pendidikan masyarakat itu, nanti bisa membuat orang tidak ingin melakukan korupsi,” ucap dia.

Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi RI Turun, Menteri Tjahjo Minta ASN Hati-Hati

Lebih lanjut, Firli menyampaikan, strategi KPK setelah pendidikan masyarakat yaitu melakukan pencegahan korupsi yang disebabkan karena sistem.

“Apakah sistem buruk, sistem itu gagal, atau sistem lemah, maka KPK hadir dalam rangka perbaikan sistem di berbagai bidang yang terkait dengan kehidupan orang banyak antara lain sistem perizinan usaha, sistem politik, dan lain-lain termasuk juga sistem tata niaga,” ujar dia.

“Kenapa ini kita lakukan dengan perbaikan sistem, supaya tidak muncul atau tidak ada kesempatan atau peluang untuk orang melakukan korupsi,” ucap Firli.

Strategi terakhir, menurut Firli, yakni KPK tetap mengedepankan penindakan yang tegas, proporsional sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Baca juga: Anggaran Covid-19 Rawan Dikorupsi, ICW Minta KPK dan BPK Lakukan Pengawasan

 

Ia menilai ini perlu dilakukan untuk memberi efek jera bagi para pelaku praktik korupsi.

“Tidak ada ruang bagi para koruptor, kita sudah lakukan upaya pendidikan masyarakat, kita sudah lakukan upaya pencegahan, terakhir kita juga bersama-sama melakukan upaya penindakan supaya orang takut melakukan tindakan korupsi, supaya timbul efek jera terhadap para koruptor,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com