Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Menanti Hadirnya Pesawat Tempur Made in Indonesia...

Kompas.com - 07/02/2021, 14:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

CUKUP SERING saya menerima pertanyaan dari anak anak muda yang penuh semangat, kapan nih kita bisa bikin fighter aircraft atau pesawat terbang tempur sendiri?

Sebuah pertanyaan yang sangat menggelitik, karena pada dasarnya siapa orang Indonesia yang tidak menginginkan negaranya memiliki kemampuan membuat pesawat terbang sendiri.

Kalau semata berbicara tentang kemampuan, sebenarnya sudah terjawab bahwa kita memiliki kemampuan untuk yang satu ini. Sejak Bapak Nurtanio sampai dengan Bapak BJ Habibie, sudah memberikan sinyal kuat menjawab pertanyaan tentang bangsa ini memang memiliki kemampuan untuk membuat pesawat terbang.

Baca juga: Prabowo Bakal Renegoisasi Biaya Pengembangan Pesawat Tempur dengan Korsel

Pesawat terbang dalam hal ini pesawat terbang tempur adalah salah satu saja, sub-sub sistem alat utama persenjataan pertahanan udara.

Pada sisi lain, pesawat tempur merupakan bagian dari jenis pesawat terbang yang peruntukkannya khusus menjalankan misi tertentu.

Walaupun fenomena global kini tengah berada dalam arus menuju efisiensi kekuatan udara yang lebih condong kepada penggunaan sistem senjata dari cyber world berikut artificial intelligent-nya dengan antara lain penggunaan unmanned vehicle, populer disebut drone.

Lebih jauh lagi sistem pertahanan udara nasional adalah merupakan bagian dari sistem pertahanan keamanan negara secara keseluruhan. Dari sebuah sistem pertahanan keamanan negara yang sudah tersusun rapi dan detail, akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang antara lain bernama Angkatan Perang.

Baca juga: Indonesia Dilaporkan Menunggak Rp 6,2 Triliun dalam Proyek Pesawat Tempur dengan Korsel

Dari Bab mengenai Angkatan Perang maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Demikian seterusnya, maka akan sampai kepada pasal-pasal yang menyebutkan AD butuh ini, AL butuh itu, AU butuh ini dan seterusnya.

Pada salah satu jabarannya itulah akan muncul kebutuhan akan berbagai jenis pesawat terbang yang antara lain pesawat terbang tempur.

Memilih untuk pengadaan jenis pesawat tempur adalah bak memilih kancing bagi keperluan sebuah baju yang bernama sistem pertahanan keamanan negara. Tanpa tahu tentang model baju apa yang akan dibuat, maka mustahil akan dapat memilih kancing yang tepat.

Baca juga: Prabowo Bakal Renegoisasi Biaya Pengembangan Pesawat Tempur dengan Korsel

Itu sebabnya, unsur keterpaduan dari seluruh pihak yang berkait dengan sistem pertahanan keamanan negara menjadi penting. Pada titik inilah akan ditentukan kemudian apakah kebutuhan tersebut akan dibeli atau membuat perencanaan strategis untuk membuat sendiri, misalnya.

Kajian kajian tentang keputusan ini tidak mudah, karena akan terletak dalam landasan yang multi disiplin sifatnya.

Pesawat tempur Sukhoi Su-27 milik TNI Angkatan UdaraTNI AU via tni-au.mil.id Pesawat tempur Sukhoi Su-27 milik TNI Angkatan Udara
Sekadar contoh sederhana saja, apabila kita menengok sejenak ke beberapa negara maju pada umumnya, maka disain awal dari membangun sebuah Angkatan Perang pasti akan mempertimbangkan, bahkan tersandera pada dua hal utama, yaitu tentang “high technology” dan "total defense", di samping ketersediaan dana tentu saja.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak hanya akan berhubungan erat dengan perencanaan strategis yang konsisten berlanjut dan terpadu, akan tetapi juga berkait erat dengan kegiatan kegiatan research and develepment, penelitian dan pengembangan bidang hankamneg.

Demikianlah gambaran sederhana tentang bagaimana atau dari mana kita harus memulainya untuk menuju pada kemampuan membuat sendiri pesawat terbang tempur.

Baca juga: Ini Spesifikasi Helikopter Super Puma yang Diterima TNI AU

Bagi pemikiran untuk cepat-cepat berhasil akan sulit untuk dapat mewujudkannya, karena semuanya memerlukan proses yang menyita waktu cukup panjang.

Di samping itu akan sangat bergantung pula kepada pemikiran para elite (pengambil keputusan) yang diharapkan memiliki perhatian yang cukup terhadap masalah masalah pertahanan keamanan negara terutama pertahanan udara.

Universitas Pertahanan dengan 13 bidang program studi mungkin dapat memulainya dengan brainstorming dan diskusi intensif untuk "merangsang" pemikiran yang fokus pada masalah ini.

Baca juga: 3 Pesawat TNI AU Angkut Bantuan Logistik dan Pasukan ke Lokasi Gempa

Namun yang pasti, pada umumnya topik tentang militer dan persenjataan kecenderungannya kurang menarik untuk dibahas, apalagi di masa sekarang ini. Belanda masih jauh adalah jargon populer yang kerap berkembang.

Tidak perlu putus asa, Universitas Pertahanan kiranya salah satu wadah yang tepat dan dapat bersama-sama beberapa lembaga lainnya menyusun "partitur" saja terlebih dahulu.

Partitur dari sebuah lagu beraliran pertahanan keamanan negara dengan judul lagu "Pesawat tempur made in Indonesia".

Dengan demikian bila nanti suatu saat muncul pemimpin yang akan tergerak untuk menjadi “konduktor" dan akan memainkan judul lagu itu, maka partiturnya sudah siap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com