Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI Sebut Rencana Kenaikan Parliamentary Threshold Bunuh Demokrasi

Kompas.com - 03/02/2021, 20:09 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antony mengatakan, jika ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dinaikkan, hal itu justru akan membunuh demokrasi.

Ia mengatakan, ketentuan parliamentary threshold saat ini saja dengan ambang batas 4 persen sudah tinggi.

Jika Revisi UU Pemilu akan membuat ambang batas tersebut naik, akan membuat semakin banyak suara rakyat hangus.

"Suara rakyat suara Tuhan, akan menjadi suara rakyat suara oligarki anti demokrasi yang ada di parlemen saat ini," sebut Raja Juli pada Kompas.com, Rabu (3/3/2021) melalui pesan singkat.

Ia pun mencontohkan perolehan suara partai-partai non-parlemen pada Pemilu Legislatif 2019 lalu.

Baca juga: Anggota F-PAN Usul DPR Fokus Tangani Pandemi Ketimbang Bahas RUU Pemilu

Menurutnya, dengan ambang batas parlemen yang berlaku saat ini sudah banyak suara rakyat yang hangus.

Ia menyebut, total perolehan partai yang gagal melenggang ke parlemen seperti PSI, Hanura, Perindo, PBB, PKPI, Berkarya dan Garuda mencapai 9,7 persen atau sejumlah 13.594.842 surat suara sah.

"Angka tersebut mubazir, padahal lebih besar ketimbang partai peringkat 4 dan 5 pada pemilu yang lalu yakitu PKB (9,69 persen) dan Nasdem (9,05 persen)," paparnya.

Jika ambang batas parlemen rencananya akan dinaikan mencapi 5 persen atau lebih, maka akan semakin banyak suara sah masyarakat yang hilang.

"Bayangkan kalau kenaikan parliamentary threshold 7 persen, berapa banyak lagi suara rakyat yang mubazir," pungkasnya.

Baca juga: Jika RUU Pemilu Tetap Dibahas, Berkarya Minta Pasal-pasal yang Mengebiri Partai Kecil Dihapus

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyebut bahwa usulan menaikkan ambang batas parlemen dari 4 persen menjadi 7 persen merupakan usulan yang cukup ekstrem.

"Menaikkan ambang batas 7 persen cukup ekstrem, berpeluang menurunkan demokrasi karena suara hangus dapat terjadi," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, (13/11/2020) lalu saat dihubungi Kompas.com.

Ketua Umum PPP Suhaso Manoarfa juga menyatakan keberatan jika ambang batas parlemen menjadi 5 persen atau 7 persen.

"Kalau parliamentary treshold itu tetap dinaikkan menjadi 5 persen atau 7 persen sungguh berat sekali bagi Partai Persatuan Pembangunan," katanya dalam acara tasyukuran hari lahir PPP ke-48, selasa (5/1/2021).

Diketahui usulan menaikan ambang batas parlemen pada persentase 7 persen dimotori oleh Partai Golkar dan Nasdem. Sedangkan PKS mengusulkan kenaikan ambang batas sebesar 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com