Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tekankan Pentingnya Sense of Crisis di Situasi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/02/2021, 16:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya "sense of crisis" atau kepekaan dalam menghadapi krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Hal ini Jokowi sampaikan di hadapan sejumlah kepala daerah dan kader Partai Golkar di acara peluncuran Sekolah Pemerintahan dan Kebijakan Publik Partai Golkar secara daring, Selasa (2/2/2021).

"Saya minta pada seluruh kader Partai Golkar dan juga calon kepala daerah untuk belajar dan menimba pengalaman dari situasi saat ini, pentingnya untuk memiliki perasaan bahwa situasi yang kita hadapi tidak biasa-biasa saja, sehingga ada sense of crisis," kata Jokowi.

Baca juga: Pandemi Munculkan Krisis, Jokowi: Persoalan Indonesia ke Depan akan Makin Berat

Menurut Jokowi, dalam menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi, diperlukan kecerdasan, pengetahuan terhadap situasi lapangan, dan penguasaan manajemen lapangan.

Diperlukan pula kemampuan untuk melihat hambatan dan kendala, hingga kecepatan mencari solusi untuk memecahkan masalah.

Para pemangku kepentingan juga dinilai harus mampu menemukan smart shortcut, melakukan terobosan yang inovatif, serta tidak terjebak pada prosedur administratif.

"Dan yang paling penting adalah berorientasi pada outcome, berorientasi pada hasil, dan berorientasi pada kemajuan dan kesejahteraan rakyat," ujar Jokowi.

Jokowi mengaku, saat ini pemerintah tengah mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi pendemi.

Upaya ini salah satunya diwujudkan melalui vaksinasi Covid-19. Vaksinasi tidak lain bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

Selain sektor kesehatan, kata dia, pemerintah juga terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi.

"Menyeimbangkan rem dan gas, mengendalikan penyebaran virus sekaligus melaksanakan berbagai program pemulihan ekonomi nasional, menyiapkan berbagai kebijakan dan program untuk menjawab peluang pasca pandemi yang akan menjadi trigger untuk ekonomi bergerak lebih cepat," katanya.

Ke depan, lanjut Jokowi, masalah yang dihadapi Indonesia terkait hal ini belum usai, bahkan ke depan akan semakin kompleks.

Oleh karenanya, diperlukan kerja sama seluruh pihak untuk menangani pandemi ini.

"Dibutuhkan manajemen untuk mengelola krisis secara cepat dan tepat," kata dia.

Baca juga: Jokowi: Kita Bersyukur RI Bisa Kendalikan Krisis Pandemi dan Ekonomi

Ihwal "sense of crisis" sebelumnya sempat disinggung Jokowi di hadapan para menterinya sekira Juni 2020 lalu.

Melalui video yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020), Jokowi menyampaikan pernyataan keras dan menyoroti kinerja para menteri kabinetnya.

Jokowi menilai para menterinya tidak memiliki sense of crisis di tengah pandemi virus corona. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com