JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko ramai diperbincangkan di ranah politik Tanh Air saat ini.
Oleh sejumlah elite Partai Demokrat, Moeldoko dituding hendak mengudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024.
Tudingan ini pun langsung dibantah Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu menyebut bahwa isu ini bermula dari aktivitasnya menerima rombongan tamu.
Baca juga: Isu Kudeta di Demokrat: Tudingan AHY dan Terseretnya Nama Moeldoko
Moeldoko tak menyebut detail tamu yang ia maksud. Namun, menurut dia, tamu itu datang berbondong dan membicarakan banyak hal, bahkan curhat situasi terkini.
Dari aktivitas tersebut, muncul foto-foto antara Moeldoko dengan tamu-tamunya. Moeldoko menduga, isu kudeta ini berangkat dari beredarnya foto-foto itu.
Meski begitu, Moeldoko enggan dikaitkan dengan tudingan kudeta.
"Berikutnya kalau ada istilah kudeta itu ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," kata dia.
Baca juga: Saat Moeldoko Bantah Bola Panas Kudeta Partai Demokrat...
Lantas, seperti apakah kiprah Moeldoko? Berikut perjalanan karier mantan Panglima TNI tersebut.
Sebelum duduk sebagai pejabat Istana Kepresidenan, Moeldoko dikenal dengan pengabdiannya di TNI Angkatan Darat.
Di militer, karier Moeldoko mulai memuncak ketika menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD. Jabatan itu diemban Moeldoko selama kurang lebih 3 bulan, terhitung sejak 20 Mei hingga 30 Agustus 2013.
Setelah itu, Moeldoko ditunjuk oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang tidak lain mantan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus ayah AHY, untuk naik pangkat dan menjadi Panglima TNI.
Baca juga: AHY Harus Terbuka, Kenapa Kegaduhan Ini Perlu Terjadi...
Alumnus Akabari angkatan 1981 ini menggantikan Laksamana Agus Suhartono saat ditunjuk sebagai orang nomor satu di TNI.