Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan 95 Tahun NU…

Kompas.com - 01/02/2021, 14:50 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Resolusi itu disampaikan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Hasilnya, resolusi ini membawa pengaruh yang besar.

Resolusi itu kemudian dikenal dengan nama resolusi jihad, yang artinya berperang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan sama dengan berjuang di jalan Allah.

Untuk menghormati sumbangsih para santri tersebut, pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Berkiprah di politik praktis

NU memulai kiprahnya di awal zaman kemerdekaan dengan terjun ke politik praktis. Saat itu NU tergabung di dalam partai politik yang menjadi wadah bagi seluruh golongan umat Islam yakni Masyumi.

Namun, NU kemudian keluar dari Masyumi pada 1952 akibat ada ketidaksepahaman. Hal itu dipicu dengan terpinggirkannya para kiai dan ulama NU dalam struktur kepengurusan Masyumi.

Baca juga: Harlah ke-95 NU, Wapres: NU Memegang Teguh Amanah Kebangsaan

Saat itu para kiai dan ulama NU banyak yang duduk di Majelis Syuro Masyumi. Namun kemudian kewenangan Majelis Syuro dipangkas hanya sebatas memberikan konsultasi, bukan menentukan keputusan partai.

Alhasil banyak warga NU yang tak terima lantaran merasa para kiai dan ulama mereka tak lagi dianggap penting di dalam struktur kepengurusan Masyumi.

NU pun memutuskan untuk keluar dari Masyumi dan mendirikan partai sendiri. Pada pemilu 1955 NU kian memantapkan posisinya di kancah politik nasional sebagai peraih suara terbanyak ketiga.

Wakil-wakilnya juga berhasil mendukuki sejumlah kabinet pemerintahan ketika itu. Dalam Pemilu 1971, NU bahkan berhasil pada urutan kedua di bawah Golkar. Mereka akhirnya menikmati fasilitas dan kemudahan dari pemerintah ketika itu.

Namun konsep ini pun menjadi kendala ketika Soeharto menerapkan penyederhanaan jumlah partai politik yang menyebabkan hanya ada tiga partai yakni Golkar, PPP, dan PDI. Akibatnya, anggota NU banyak yang berafiliasi ke dalam PPP untuk kepentingan politiknya.

Baca juga: PDI-P Gelar Harlah NU ke-95, Bakal Dihadiri Megawati hingga Gus Miftah

Sempat terbelah

Perjalanan NU hingga 95 tahun eksis sebagai Ormas Islam di Indonesia tak selamanya mulus. NU pun pernah diterpa konflik internal yang cukup mengancam eksistensi mereka.

Menjelang pelaksanaan Muktamar ke-27, para pemimpin NU terbelah menjadi dua kubu. Dilansir dari nu.or.id, Kubu Cipete bermuara pada Ketua Umum PBNU KH Idham Cholid dan kubu Situbondo yang bermuara KH.R. As'ad Syamsul Arifin.

Kondisi ini terjadi sepeninggal Rais mereka meninggal, yakni Bisri Syansuri pada 1980. Akibatnya, kedua kubu membuat munas masing-masing. Kubu Situbondo menggelar Munas dengan menunjuk Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai ketua panitia Muktamar ke-27.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com