Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta RI Kurangi Ketergantungan terhadap Energi Fosil

Kompas.com - 01/02/2021, 13:41 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil harus diganti secara bertahap.

Pasalnya, kata dia, saat ini Indonesia masih sangat tergantung pada energi fosil yang sebagian besar harus diimpor.

"Ketergantungan kita terhadap energi fosil yang diimpor harus secara bertahap diganti dengan energi yang bersumber dari energi terbarukan yang tersedia secara lokal," kata Ma'ruf saat memberi sambutan dalam acara Dies Natalis ke-5 dan Lustrum ke-1 Universitas Pertamina Tahun 2021 secara daring, Senin (1/2/2021).

Baca juga: “Energi Terbarukan Itu Kini Menyinari Kami…”

Menurut data Dewan Energi Nasional (DEN), kata Ma'ruf, bauran energi primer nasional tahun 2019 sebesar 37,15 persen dari batubara, 33,58 persen dari minyak bumi, 20,13 persen dari gas bumi dan 9,15 persen dari energi baru terbarukan (EBT).

Ma'ruf mencontohkan, saat ini sumber energi utama yang digunakan untuk memasak oleh sebagian besar rumah tangga di Indonesia yakni elpijji yang lebih dari 70 persennya diimpor.

Oleh karena itu, pemanfaatan energi baru terbarukan pun menjadi salah satu program prioritas untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap energi fosil.

"Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 23 persen dan terus ditingkatkan sampai 31 persen tahun 2050," kata dia.

Namun, kata dia, saat ini target tersebut masih jauh karena pemanfaatan energi baru terbarukan masih berada di kisaran 9,15 persen.

Dengan demikian, Indonesia pun perlu belajar dari beberapa negara yang telah sukses dalam pemanfaatan energi baru terbarukan.

Contohnya Jerman, yang bauran energi primer dari EBT-nya telah mencapai 85 persen dari energi nasionalnya.

Sebagian besar EBT di Jerman, kata dia, merupakan energi dari tenaga surya, angin, sampah biomassa, dan hidro-elektrik.

Hal tersebut tidak lepas dari riset, inovasi dan investasi dari pemerintahnya yang menyatakan bahwa tahun 2050 semua energi berasal dari energi hijau dan bersih.

Baca juga: Inspirasi Energi: Tahun Bersejarah, Listrik Energi Terbarukan di Uni Eropa Kalahkan Batubara

"Sebenarnya potensi EBT di Indonesia cukup besar, terutama dari energi surya, angin dan hidroelektrik. Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, tentu memiliki potensi energi surya berlimpah, namun belum dikelola secara maksimal," kata dia.

Hal tersebut, kata dia, terlihat dari penggunaan energi surya, energi angin, dan hidroelektrik yang belum banyak dimanfaatkan sektor industri atau perumahan.

Oleh karena itu, selain investasi dirinya juga ingin menekankan pentingnya riset dan inovasi untuk industri energi Indonesia.

"Target bauran energi dengan energi terbarukan pada tahun 2025 tidak akan tercapai jika riset dan inovasi tidak turut serta ditingkatkan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com