"Beliau mengobrol, kemudian beliau sampaikan, ‘Pak Sigit, jenengan (Anda) ini sudah jadi warga NU’,” ujar Sigit.
Waktu berjalan, Sigit pun bertanya-tanya apakah "status keanggotaannya" sebagai warga NU masih berlaku.
Pertanyaan Sigit itu pun terjawab saat ia menjabat sebagai Kapolda Banten. Sigit bertemu dengan Kiai Haji Ma'ruf Amin.
Sigit bertanya kepada Ma'ruf yang saat itu masih menjabat sebagai Rais Aam PBNU. Ia menanyakan apakah dirinya masih menjadi nahdliyin.
Baca juga: PP Muhammadiyah Dukung Program Kapolri Listyo Sigit soal Moderasi Beragama
"Kata beliau menegaskan lagi bahwa 'Betul, Pak Kapolda adalah warga nahdliyin cabang Nasrani'," tutur Sigit yang disusul gelak tawa dan tepuk tangan hadirin.
"Jadi itu Pak, makanya mohon izin, saya berani menyampaikan bahwa sore hari ini kita silaturahmi sesama warga nahdliyin," sambung dia.
Polri sudah dianggap keluarga Muhammadiyah
Sementara itu, saat menyampaikan pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir kepada Sigit, Mu'ti mengatakan, Muhammadiyah telah menganggap Polri sebagai keluarga Muhammadiyah.
"Tadi Pak Ketua Umum, Pak Haedar Nashir menyampaikan bahwa Muhammadiyah sudah menganggap Polri ini sebagai bagian dari keluarga Muhammadiyah,” ujar Mu'ti, dikutip melalui siaran di akun YouTube Kompas TV, Jumat.
Kendati demikian, Mu'ti menyampaikan bahwa Kapolri tidak perlu menjadi anggota Muhammadiyah lantaran harus membayar iuran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.