Untuk reaksi ringan lokal, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut dan meminum parasetamol sesuai dosis.
Sementara untuk reaksi ringan sistemik, penerima vaksin dianjurkan minum air putih lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres, mandi air hangat, dan meminum obat parasetamol sesuai dosis.
Jika KIPI masih berlanjut, masyarakat dapat melaporkan kepada puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan terdekat. Laporan tersebut akan ditindaklanjuti oleh Komisi Nasional (Komnas) KIPI yang memiliki perwakilannya di tiap daerah.
Penerima vaksin atau masyarakat juga dapat melaporkannya secara daring melalui laman keamananvaksin.kemkes.go.id yang disediakan Kemenkes.
Baca juga: Ikut Vaksinasi Covid-19, Ketua IDI: Efek Sampingnya Minimal, Tenaga Kesehatan Tak Perlu Khawatir
Harus vaksin
Kunci keberhasilan penghentian pandemi Covid-19 melalui vaksin terletak pada cakupan vaksin atau jumlah penduduk yang menerimanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan penerima vaksin minimal sebanyak 70 persen populasi Indonesia atau sekitar 181,5 juta jiwa. Untuk itu dibutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun untuk vaksinasi massal mengingat ketersediaannya yang terbatas.
Besar kecilnya jumlah penerima vaksin dalam suatu wilayah begitu penting untuk membentuk kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity).
Menurut Anthony S Fauci, epidemiolog asal Amerika Serikat, dibutuhkan sekitar 85 persen agar vaksin sungguh efektif untuk menghentikan pandemi.
Maka, dengan menyadari adanya resistensi terhadap vaksin di banyak negara, Fauci meminta penerimaan sukarela (voluntary acceptance) dari masyarakat untuk divaksin demi tercapainya tujuan tersebut.
Baca juga: Jokowi Targetkan Vaksinasi Covid-19 Capai 1 Juta Orang dalam Sehari
Hanya saja, program vaksinasi ini tetap harus didukung penerapan protokol kesehatan yang ketat. Setelah mendapat vaksin, bukan berarti bisa bebas keluyuran tanpa menggunakan masker, tidak mencuci tangan, serta tidak menerapkan jaga jarak.
Tanpa diimbangi disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, orang yang sudah divaksin masih berpotensi terpapar virus korona.
Dengan melihat kandungan, cara kerja vaksin Sinovac, serta kesiapan petugas kesehatan, kiranya masyarakat tidak lagi ragu untuk menerima vaksin.
Lagipula, kandungan antibodi vaksin sekecil apa pun dalam tubuh seseorang tentu akan lebih berguna dibandingkan sama sekali tidak divaksin. Penerimaan akan vaksin dalam diri tiap orang perlu terus diperjuangkan demi tercapainya bonum commune (kebaikan bersama).
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul Haruskah Menerima Vaksin Covid-19 Sinovac?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.