Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Seluk-beluk Vaksin Sinovac

Kompas.com - 28/01/2021, 15:38 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.comVaksin Covid-19 buatan Sinovac menjadi vaksin yang disuntikkan ke masyarakat pada vaksinasi tahap pertama.

Beragam keraguan sempat menyertai kehadiran vaksin Covid-19 buatan perusahaan biofarmasi asal China itu.

Keraguan demi keraguan muncul lantaran Sinovac belum merilis tingkat efikasi vaksin mereka. Namun demikian pemerintah terlanjur memutuskan vaksin buatan Sinovac menjadi vaksin resmi yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi massal Covid-19.

Baca juga: Satgas Akui Program Vaksinasi Covid-19 Berjalan Lambat di Awal

Keputusan itu termaktub dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/12758/2020. Dalam beleid tersebut Sinovac bersama vaksin produksi PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, serta Novavax menjadi vaksin resmi yang digunakan pemerintah.

Namun akhirnya di tengah keraguan yang bermunculan menjelang vakinasi perdana, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac lantaran lulus uji keamanan dan keampuhan (efikasi).

Adapun tingkat efikasi vaksin buatan Sinovac yang dirilis BPOM sebesar 65,3 persen. Jumlah itu melebihi ambang batas efikasi 50 persen yang ditetapkan WHO agar sebuah vaksin bisa digunakan.

Mengenal vaksin buatan Sinovac

Vaksin Sinovac sebenarnya bernama CoronaVac. Vaksin ini dibuat di China dan dikembangkan oleh perusahaan swasta bernama Sinovac.

Baca juga: Tindaklanjuti Rencana Menkes Soal Data Vaksinasi Covid-19, KPU Segera Gelar Rakornas

Secara singkat, CoronaVac bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi yang dapat melawan virus Corona SARS-CoV-2. Antibodi yang terbentuk ini kemudian menempel pada protein virus yang disebut spike proteins.

Untuk membuat CoronaVac, para peneliti Sinovac memulainya dengan pengambilan sampel virus Covid-19 dari pasien di China, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, akhirnya satu sampel dari China menjadi dasar pembuatan vaksin CoronaVac.

Selanjutnya, para peneliti menumbuhkan sampel virus Covid-19 tersebut di sel ginjal monyet. Mereka menyiram virus dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton. Senyawa tersebut menonaktifkan virus Covid-19 dengan terikat pada gennya.

Baca juga: Bio Farma: 1,8 Juta Dosis Vaksin Sinovac untuk Tenaga Kesehatan Ditargetkan Sampai di Daerah Tujuan Hari Ini

 

Hal ini menyebabkan virus Covid-19 tidak bisa lagi bereplikasi, tetapi protein mereka tetap utuh. Para peneliti kemudian menarik virus yang sudah tidak aktif itu dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan.

Senyawa ini merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin. Penggunaan adjuvan dalam kandungan vaksin juga bertujuan mengurangi efek samping dalam tubuh seseorang, seperti demam, menggigil, dan nyeri pada bagian tubuh tertentu.

Sementara itu, penggunaan virus yang tidak aktif dalam penemuan vaksin sudah digunakan selama lebih dari satu abad. Di era 1950-an, Jonas Salk menggunakan virus yang dinonaktifkan untuk membuat vaksin polio. Cara ini juga menjadi langkah dasar untuk penemuan vaksin rabies dan hepatitis A.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com