Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herd Immunity Diyakini Bisa Dicapai dalam 5-6 Bulan, jika...

Kompas.com - 28/01/2021, 13:19 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (PBM IHC) Fathema Djan Rachmat mengaku optimis, Indonesia bisa mencapai herd immunity dalam waktu 5-6 bulan.

Namun, hal itu bisa tercapai bila vaksin tersedia dan diikuti kapasitas dan kapabilitas yang maksimal.

"Data menunjukkan bahwa kapasitas vaksinasi yang dapat dilakukan di Indonesia adalah 16 juta orang per bulan. Hasil ini diperoleh dengan pengerahan 2.800 rumah sakit, 1.000 puskesmas, dan 8.000 klinik yang dimiliki," kata Dokter Fathema dalam keterangan rilis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Kamis (28/1/2021).

"Dengan kapasitas dan kapabilitas tersebut, untuk mencapai 70 persen atau 182 juta yang divaksinasi demi mencapai herd immunity harusnya bisa ditempuh dalam 5-6 bulan bila vaksin tersedia," sambung dia.

Baca juga: 6.560 Dosis Vaksin Dikirim ke Kabupaten Batanghari dan Tanjab Timur


Ia mengatakan, kapasitas dan kapabilitas ini akan bisa maksimal ketika vaksinasi sudah memasuki fase dua.

Saat itu, menurutnya persediaan dan permintaan vaksin sudah seimbang.

Diakuinya, pada fase satu, permintaan akan vaksin tinggi, tetapi stok terbatas karena kompetisi di level global.

"Dengan maksimalnya kapasitas dan kapabilitas vaksinasi, saya optimis pemulihan kesehatan dan ekonomi akan cepat kembali," ujarnya.

Ia berpandangan bahwa vaksinasi adalah kesempatan bangsa untuk bangun, pulih, dan kembali tumbuh.

Di sisi lain, ia mengusulkan perlunya memperkuat primary healthcare untuk mempercepat proses tracing.

Caranya dapat ditempuh dengan memberdayakan puskesmas, tim di daerah, dan keikusertaan masyarakat.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Indramayu, Lucky Hakim Siap Jadi Influencer

"Karena satu daerah bisa lebih mengenal anggota masyarakat sehingga lebih maksimal dalam tracing. Dalam proses tracing itu perlu kecepatan. Kolaborasi dan koordinasi akan memperkuat dan mempercepat proses tracing," jelasnya.

Dengan percepatan tracing, testing dan hasil PCR, maka bisa secepatnya dilakukan isolasi dan treatment.

Hal tersebut, kata dia, penting sekali untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Menurutnya, menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit belumlah cukup.

"Kalau hanya terus menambah tempat tidur di rumah sakit saja maka tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan penularannya," tutur Fathema.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com