"Perkembangan jumlah kasus aktif dilihat per pekan. Pekan terakhir ini trennya ternyata masih meningkat. Totalnya sekarang per tanggal 24 Januari sudah sekitar 126.000 dan penambahan dalam satu minggunya adalah 17.135. Ini dalam satu pekan terakhir," kata Dewi.
Dewi menjelaskan, pekan lalu kenaikan tertinggi kasus aktif bertambah hingga 22.000. Sedangkan pada pekan sebelumnya, penambahan kasus aktif jumlahnya 17.000.
Menurut dia, jumlah penambahan tersebut merupakan posisi tertinggi kedua dibandingkan yang sudah terjadi dalam tiga hingga lima bulan ke belakang.
"Kasus aktif naik, penambahannya berkurang. Ini juga jadi catatan kenapa kondisi di nasional (naik), berarti secara umum masih meningkat," ujar dia.
Dewi mengatakan, keseluruhan kasus aktif yang ada akan selalu berkaitan dengan angka kesembuhan.
Jika angka kesembuhan naik, kasus aktif dipastikan menurun.
Baca juga: Selama PPKM, Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Meningkat
"Tapi kalau angka kesembuhan turun seperti kita sekarang, kasus aktifnya sedang meningkat," lanjut dia.
Menurun Dewi mencontohkan perkembangan kasus aktif di Bali, Jawa Barat, dan Banten.
Di wilayah tersebut, angka penurunan kesembuhan lebih rendah di daerah yang menerapkan PPKM dibanding daerah yang tidak menerapkan.
"Yogyakarta juga sama, tapi karena kesembuhannya naik, maka angka kasus aktifnya berhasil turun 1,4 persen," ucap dia.
Dewi menuturkan, selama PPKM di beberapa daerah, tren angka kematian Covid-19 juga secara umum menurun.
Penurunan itu terjadi secara umum di kabupaten/kota baik yang melaksanakan PPKM maupun yang tidak.
Ia mencontohkan, Yogyakarta yang angka kematiannya turun 0,06 persen dan DKI Jakarta turun 0,16 persen.
Dewi juga menyebut wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang tren angka kematiannya menurun.
Namun, kata dia, penurunan angka kematian di wilayah yang tidak melaksanakan PPKM lebih baik daripada yang melaksanakan.