JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memutuskan untuk tidak memasukkan kelompok usia 18-59 tahun dalam gelombang pertama program vaksinasi Covid-19 Sinovac yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Namun, hal ini rupanya masih menjadi perdebatan oleh sejumlah pihak termasuk epidemiolog.
Tak sepaham dengan kebijakan tersebut, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mendukung agar tenaga kesehatan lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun juga bisa ikut divaksin Sinovac.
Sebab, ia menilai bahwa dari semua tenakes, yang paling berisiko terpapar Covid-19 adalah mereka yang berusia lanjut.
"Nakes 60 tahun ke atas itu dia double risk. Pertama dia itu nakes, kedua dia itu usianya 60 tahun ke atas," ujarnya dalam Forum Diskusi Salemba Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Jokowi Terlihat Kenakan Singlet Saat Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua
Ia bercerita tentang seorang dokter penyakit dalam berusia 77 tahun dan sebenarnya ingin divaksin.
Namun, lantaran termasuk ke dalam kelompok usia di atas 60 tahun, dirinya tidak bisa ikut divaksin.
"Saya dukung. Kalau ada yang melarang, saya lawan lagi. Kenapa? Karena aman sebenarnya Sinovac pada usia 60 tahun ke atas. Tidak ada larangan dari Sinovac sendiri," ungkap Pandu.
Bukan tanpa sebab, Pandu berpandangan, banyak negara yang menggunakan Sinovac justru tidak memiliki atap batasan usia.
Berdasarkan penjelasannya, negara-negara tersebut hanya mematok usia minimal penerima vaksin Sinovac yaitu di atas 8 tahun.
"Bukti yang sudah ada, Sinovac itu diberikan pada orang 8 tahun ke atas. Tidak pandang umur, tidak ada batasan, atapnya tidak ada. Semua boleh," imbuh dia.
Menurutnya, hal ini wajar karena tujuan dari vaksin sebenarnya adalah menurunkan angka kematian.
Baca juga: Epidemiolog Pandu Riono: Jangan Persulit Syarat Penerima Vaksin Covid-19
Untuk membuktikannya, ia menerangkan data di mana negara yang memprioritaskan vaksin bagi tenaga kesehatan atau penduduk berusia 60 tahun ke atas, justru angka kematiannya menurun.
"Ternyata angka kematian yang tadinya 30 persen pada usia tersebut, sekarang turun menjadi 7 persen," jelas Pandu.
Sehingga, ia menilai bahwa vaksinasi bermanfaat termasuk bagi tenaga kesehatan lansia untuk mencegah kematian termasuk mencegah angka hospitalisasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.