Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Juta Kasus Covid-19, Komisi IX DPR: Penanganan Pandemi Harus Fokus pada Pencegahan

Kompas.com - 27/01/2021, 11:51 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 harus berkonsentrasi pada aspek pencegahan.

Menurut dia, tren penularan Covid-19 terus meningkat, bahkan secara kumulatif Indonesia telah mencatat lebih dari satu juta kasus hingga Selasa (26/1/2021).

"Angka positif masih tinggi, angka kematian tinggi, keterisian tempat tidur ICU dan isolasi terus naik dan tenaga kesehatan yang terpapar terus bertambah menandakan konsentrasi utama kerja melawan Covid-19 harus pada aspek pencegahan," kata Melki dalam keterangan pers, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Epidemiolog Pandu Riono: Jangan Persulit Syarat Penerima Vaksin Covid-19

Ia meminta peran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di daerah-daerah hingga di tingkat RT/RW diperkuat.

Melki mengatakan, para tokoh masyarakat hingga tenaga kesehatan perlu dilibatkan dalam penguatan pencegahan Covid-19 di basis komunitas.

"Saatnya perkuat kebersamaan dan sinergi lintas pihak berbasis komunitas yang juga dilakukan bertingkat di desa kelurahan, kecamatan, kota kabupaten, prvpinsi sebagaimana yang berjalan dengan baik di pusat melalui KPC PEN yang dipimpin Airlangga Hartarto," ujar politikus Partai Golkar itu.

Selain itu, Melki mendorong pemerintah memprioritaskan anggaran yang memadai untuk penanganan Covid-19. Dengan begitu, pencegahan Covid-19 bisa berjalan efektif.

"Aspek hulu perlu mendapat perhatian ekstra dengann diberikan program khusus dan dukungan anggaran yang memadai sehingga efektif dan efisien," kata Melki.

Baca juga: Jokowi Targetkan Vaksinasi Covid-19 Capai 1 Juta Orang dalam Sehari

Hingga kemarin, pemerintah melaporkan ada 1.012.350 kasus Covid-19 di Tanah Air, terhitung sejak kasus pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.

Merespons angka ini, Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk menggelar rapat terbatas.

Salah satu yang turut menghadiri rapat yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Selepas rapat, Menkes pun menyampaikan sejumlah pesan. Ia menyebut bahwa ada dua makna di balik angka Covid-19 yang kasusnya sudah lebih dari 1 juta.

"Angka ini membuat kita harus merenung dan ada dua momen penting yang harus kita sadari," kata Budi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Capai 1 Juta, Jokowi Minta Karantina Wilayah hingga RT/RW

Makna kedua, kerja ekstra keras mesti terus dilanjutkan. Dengan cara demikian, pengorbanan yang sudah dilakukan para tenaga kesehatan tidak menjadi sia-sia.

Menurut Budi, 1 juta kasus Covid-19 memberikan indikasi bahwa seluruh rakyat Indonesia bersama pemerintah harus bekerja bersama-sama untuk mengatasi pandemi dengan lebih keras lagi.

"Angka 1 juta ini memberikan satu indikasi bahwa seluruh rakyat Indonesia harus bersama dengan pemerintah bekerja bersama untuk atasi pandemi ini dengan lebih keras lagi. Kita teruskan kerja keras kita," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com