"Ini lebih cenderung menghibur diri, seperti biar masyarakat tidak panik. Padahal itu kan sebenarnya cenderung seperti membohongi publik jadinya," ucapnya.
Pakar sosiologi bencana dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir menilai, klaim Jokowi hanya sebatas pernyataan politik yang bertujuan menghindari kecaman publik.
"Statement Pak Jokowi itu lebih sebagai statement politik yang tujuannya self defense dan menghindari kecaman publik. Sayangnya, statement tidak sesuai dengan realita pandemi," kata Sulfikar saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/1/2021).
Sulfikar kemudian membeberkan berbagai realita pandemi yang terjadi, mulai dari jumlah kasus Covid-19 yang menembus satu juta per hari ini hingga tenaga kesehatan yang sudah kelelahan.
Selain itu, ia melihat realita yang ada justru semakin menunjukkan buruknya penanganan pandemi di Indonesia. Menurut dia, hal ini juga mengindikasikan kegagalan penanganan pandemi di Indonesia.
Baca juga: Jokowi Klaim Kendalikan Pandemi Covid-19, Pengamat: Tak Sesuai Realita
"Rumah sakit kolaps, kuburan penuh, dan sebagainya ini adalah indikasi bahwa Indonesia sudah gagal menangani pandemi. Jika itu saja diklaim sebagai keberhasilan, mau nunggu sampai seberapa buruk untuk bilang kita sudah gagal?" kata dia.
Sulfikar berpandangan, saat ini Indonesia mengalami masalah yaitu pola penyangkalan dari pemerintah yang semakin hari semakin buruk.
Hingga Selasa (26/1/2021), kasus Covid-19 di Tanah Air tercatat sudah lebih dari satu juta.
Menanggapi situasi ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berjanji pemerintah akan memastikan 3T (testing, tracing, treatment) atau pengetesan, pelacakan, dan pengobatan lebih ekstra.
"Kami di Kementerian Kesehatan akan bekerja keras, sangat keras untuk memastikan bahwa program testing, program tracing atau pelacakan, dan program isolasi kita bisa lakukan dan kita eksekusi dengan baik," kata Budi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/1/2021).
Selain itu, pemerintah juga akan menyediakan tempat isolasi mandiri yang nyaman bagi pasien Covid-19.
Dengan demikian, angka kesembuhan dapat meningkat dan angka kematian dapat menurun.
"Tujuannya hanya satu, mengurangi laju penularan, flattening. Dengan ini kita bisa mengendalikan penyebaran dari pandemi ini," ujar Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.