JAKARTA, KOMPAS.com – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua pekan belum mampu menekan laju penularan Covid-19 di Indonesia.
Di masa penerapan PPKM justru sejumlah indikator penanganan Covid-19 masih memburuk. Salah satu indikator yang terus memburuk dan berakibat fatal ialah tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 (bed occupancy ratio).
Melansir BBC News Indonesia, Sekjen Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia Gardenia Partakusuma, mengatakan saat ini rumah sakit di Pulau Jawa dan Bali dalam kondisi nyaris kolaps.
Baca juga: Ketika Grafik Kasus Positif Covid-19 Harian di DKI Jakarta Melonjak Selama PPKM Jilid Pertama
Itu ditandai dengan terus bertambahnya pasien Covid-19 dengan kondisi sakit sedang dan berat yang meninggal di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantaran tidak bisa dirawat dengan pelayanan yang optimal di kamar ICU.
Kondisi seperti ini, kata Lia, sudah berlangsung satu bulan belakangan.
"Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah itu sulit sekali, kita temui sejumlah rumah sakit sudah 100% hunian untuk ICU dan ruang isolasi. Kalau enggak ditambah belakangan ini, maka sudah penuh," tutur Lia sebagaimana dikutip dari BBC News Indonesia, Minggu (24/1/2021).
"Jadi cukup banyak pasien ditempatkan di IGD dengan fasilitas seadanya akhirnya sampai meninggal di IGD. Itu yang kasihan. Kita hanya bisa menampung sementara fasilitas yang dibutuhkan tak ada. Itu membuat stres rumah sakit, kami tak bisa memberikan pelayanan terbaik,” lanjut dia.
Ia mengkhawatirkan jika penambahan kasus baru Covid-19 terus-menerus terjadi dan tak sebanding dengan kapasitas tempat tidur rumah sakit, maka seluruh rumah sakit di Indonesia dalam sepekan mendatang akan kolaps.
Itu artinya, rumah sakit tidak dapat menerima pasien baru dan memberikan pelayanan dengan semestinya.
Baca juga: Ada Sejumlah Kelonggaran, Apakah PPKM Jilid II Akan Efektif?
Sebabnya okupansi atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di kota-kota besar sudah melampaui standar yakni antara 70-80 persen. Sementara di daerah-daerah mencapai 90-100 persen.
Hal itu juga akan berdampak pada pasien selain Covid-19 yang juga membutuhkan perawatan intensif.
"Seperti di Tangerang Selatan itu sudah 100 persen okupansinya. Beberapa rumah sakit di Jawa Barat juga penuh, di Jawa Tengah juga penuh. Jadi kami terpaksa mengkonversi, yang tadinya buat pasien biasa jadinya untuk isolasi. Banyak rumah sakit yang melakukan itu,” kata Lia.
"Ini kan tidak sehat ya, kasihan pasien bukan Covid jadinya mereka dinomorduakan,” lanjut Lia.
Kendati demikian, pemerintah tetap bersikeras mempertahankan kebijakan PPKM dalam menekan laju penularan Covid-19.
Baca juga: Pemprov DKI Akan Tambah 1.941 Tempat Tidur Isolasi Pasien Covid-19
Pemerintah terlihat masih enggan mengambil kebijakan pembatasan yang lebih ketat seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di awal masa pandemi Covid-19.