Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Penuh, Pemerintah dan Satgas Covid-19 Didesak Cari Solusi

Kompas.com - 25/01/2021, 13:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Inisiator LaporCovid-19 Irma Hidayana mendorong pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk mencari solusi mengenai penuhnya kapasitas rumah sakit, khususnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Ya berdasarkan pencarian kami di rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jabodetabek itu semuanya sudah full sehingga mengakibatkan banyak pasien yang tidak bisa ditampung," kata Irma dalam Konferensi Pers Daring, Senin (25/1/2021).

Ia mengatakan, kondisi ini membuat banyak pasien juga tidak bisa mendapatkan ruang ICU dan bahkan beberapa di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Kemenkes: Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Capai 64,83 Persen

Ironisnya, lanjut dia, kondisi ini sudah berlangsung sejak Desember 2020 dan hingga sekarang masih banyak pasien yang ditolak oleh rumah sakit.

"Ini sudah berlarut-larut dari Desember 2020 hingga saat ini sudah banyak warga yang ditolak rumah sakit," ujarnya.

Adapun pernyataan tersebut ia sampaikan untuk menanggapi pernyataan Satgas Covid-19 Depok yang meminta LaporCovid-19 transparan membuka data pasien yang ditolak rumah sakit hingga meninggal dalam perjalanan.

Lebih lanjut, Irma mengatakan bahwa LaporCovid-19 memiliki komitmen untuk melindungi data-data pelapor atau warga yang selama ini melaporkan terkait pelanggaran pelayanan kesehatan maupun meminta bantuan pelayanan rumah sakit.

Irma mengungkapkan, laporan yang diterima bermula pada 3 Januari 2021. Keluarga melapor bahwa korban yang saat itu telah selesai melakukan isolasi mandiri.

"Sebelumnya, satu keluarga tersebut dinyatakan positif Covid-19," terangnya.

Berdasarkan laporan tersebut, diketahui bahwa pada Desember 2020 satu keluarga melakukan tes Covid-19 karena orangtua laki-laki mengalami gejala seperti sesak napas disertai demam.

Keluarga pun lantas bergegas pergi ke salah satu rumah sakit swasta untuk diperiksa. Ketika mencari kamar, pihak rumah sakit menawarkan kamar uang muka seharga Rp 1 juta.

"Kalau mau DP Rp 1 juta itu nanti bisa dijamin mendapatkan kamar sekarang. Tetapi keluarga memutuskan untuk pulang saja karena kondisinya waktu itu masih bagus. Bisa diisolasi mandiri dulu di rumah sambil observasi," cerita Irma.

Namun, seminggu kemudian kesehatan pasien memburuk dan keluarga meminta bantuan ke Satgas lingkungan setempat hingga ke Puskesmas.

Bahkan, pada saat itu warga sekitar juga sudah membantu untuk mencarikan ambulans, tetapi tak kunjung datang.

"Akhirnya keluarga memutuskan membawa dengan taksi daring dan berkeliling dari satu rumah sakit ke satu rumah sakit lainnya. Sehingga dalam perjalanan tersebut pasien meninggal dunia, atau tidak tertolong," ujarnya.

Dari kasus inilah kemudian Satgas Depok meminta LaporCovid-19 untuk transparan mengenai data pasien.

Namun, Irma menolak karena menurutnya saat ini yang paling penting adalah menyelesaikan sistem rumah sakit yang dinilai sudah mulai kolaps.

Baca juga: KPAI: Ironis, 15 Persen Kasus Covid-19 Depok Diderita Anak-anak

"Ada banyak warga yang ingin mencari bantuan, mereka yang positif mencari bantuan untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. Apakah itu rawat inap biasa atau ICU, tetapi situasi rumah sakit yang ada di Jabodetabek sudah full. Jadi tidak mampu menampung," ungkapnya.

Ia menambahkan, hingga 21 Januari 2021, LaporCovid-19 juga telah menerima 34 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com