Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Jarak Jauh Dinilai KPAI Ciptakan Kesenjangan

Kompas.com - 23/01/2021, 20:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai kegiatan pembelajaran jarak jauh telah menciptakan kesenjangan di antara murid-murid untuk dapat mengakses pendidikan.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, kesenjangan itu dapat terjadi karena ada disparitas dalam mengakses internet antara anak dari keluarga kaya dan anak dari keluarga miskin.

"Munculnya disparitas digital yang sangat lebar antara anak dari keluarga kaya dengan anak-anak dari keluarga menengah bawah apalagi yang keluarga miskin, itu memang ada disparitas yang sangat jauh. Artinya, ada korelasi kondisi ekonomi yang memang mempengaruhi dari pembelajaran jauh," kata Retno dalam diskusi yang disiarkan akun YouTube MNC Trijaya, Sabtu (23/1/2021).

Baca juga: Kemendikbud Akui Pembelajaran Jarak Jauh Menurunkan Kualitas Belajar

Retno menuturkan, disparitas digital itu juga terjadi antara sekolah, murid, maupun guru di wilayah perkotaan dan pedesaan di mana yang di pedesaan tertinggal dibanding yang di perkotaan.

Disparitas itu pun semakin lebar ketika membandingkan kondisi di Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa.

Retno berpendapat, subsidi kuota internet yang telah dikucurkan Pemerintah untuk menunjang pembelajaran jarak jauh bukan solusi yang tepat.

Baca juga: Cegah Tertinggal Pembelajaran akibat Pandemi, Nadiem Nilai Sekolah Tatap Muka Jadi Solusi

Sebab, tidak sedikit murid sekolah yang tinggal di wilayah-wilayah yang tidak terjamah oleh sinyal internet.

"Mereka blank spot di wilayahnya, jadi dikasih bantuan ini tidak ada gunanya. Yang kedua, tidak punya alat daring, jadi alat daring yang bisa support dengan Zoom meeting, dengan Google Meet, itu tidak mereka miliki," kata Retno.

Senada dengan Retno, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Indonesia (PB PGRI) Jejen Musfah menilai, pembelajaran jarak jauh memang berpengaruh positif bagi sekolah-sekolah yang sudah mapan.

Baca juga: Menag Ungkap Kendala Pembelajaran Jarak Jauh di Madrasah

Namun , di sisi lain, tidak semua sekolah memiliki fasilitas komputer ataupun internet, bahkan masih ada wilayah yang belum terjamah oleh jaringan listrik.

"Pada sekolah, guru yang tidak siap, orangtua yang tidak siap, siswa yang tidak siap, itu menjadikan apa yang disebut dengan lost learning, itu memang terjadi mau tidak mau," kata Jejen.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Pemerintah memetakan wilayah terhadap akses internet dan laptop agar pembelajaran jarak jauh dapat benar-benar dilaksanakan di setiap wilayah.

Seperti diketahui, pembelajaran jarak jauh sudah mulai diterapkan sejak Maret 2020 lalu untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com