Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita yang Menderita Terpaksa Mengungsi, Eh Kita Juga Keliling Cari Bantuan"

Kompas.com - 20/01/2021, 13:03 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ratusan korban gempa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat mengantre bantuan di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju pada Selasa (19/1/2021).

Mereka harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bantuan tenda dan besar 5 kilogram.

Ramli salah satu korban gempa bercerita jika awalnya ia tak tahu ada informasi pembagian bantuan di depan rumah jabatan.

Baca juga: Korban Gempa Harus Antre Berjam-jam di Rumah Wakil Bupati Mamuju untuk Dapat Bantuan

Ia baru mengetahui setelah mencari informasi ke warga lainnya.

Ramli berharap ketua RT mendata warganya sehingga korban tidak perlu berdesak-desakan untuk mengantre bantuan.

"Kita sudah menderita karena terpaksa mengungsi, eh kita juga yang harus berkeliling mencari bantuan. Seharusnya, Ketua RT yang mengkoordinir kemudian mewakili warganya sehingga kita tidak harus mengantre berjam-jam seperti ini," kata Ramli.

Walaupun sudah dua jam mengantre, Ramli mengaku belum mendapatkan tenda dan beras yang dijanjikan.

Baca juga: Positif Covid-19, Empat Relawan PMI Jalani Isolasi Mandiri di Mamuju

"Sampai sekarang, juga belum dipanggil untuk mendapatkan tenda," ujar Ramli.

Ia bercerita sangat berharap mendapatkan bantuan tenda dan terpal untuk digunakan tempat tinggal sementara keluarganya.

"Tenda dan terpal memang sangat kami butuhkan, karena kalau makanan dan minuman banyak relawan yang mengantarkan ke lokasi pengungsian."

"Tidak ada pemberitahuan adanya bantuan tenda ini, jadi kebetulan memang saya berkeliling dan melihat ada yang mengantre sehingga saya juga ikut mengantre," tuturnya.

Baca juga: Kemenkes: 2 Rumah Sakit dan KRI dr Soeharso Sudah Beroperasi di Mamuju

"Kalau kita tidak mencari sendiri, tidak akan mendapatkan informasi. Jadi kami (pengungsi) yang harus aktif mencari informasi agar bisa mendapatkan bantuan," ucap Ramli.

Hal senada juga diceritakan Ilham salah satu korban gempa di Mamuju. Ia mengaku mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju bersama dua orangtuanya.

Rumahnya sendiri yang ada di kawasan Pasar Lama atau Pasar Sentral Mamuju sudah rusak terkena gempa.

Selama mengungsi di stadion, ia dan pengungsi lainnya mendapatkan bantuan dari sejumlah relawan.

Baca juga: Rumah Sakit Terapung TNI AL Bersandar di Mamuju, Sebagian Pasien Dipindahkan ke Kapal

Namun para pengungsi kesulitan mendapatkan air bersih terutama untuk MCK.

"Kalau makanan dan minuman, banyak yang memberikan bantuan dari relawan. Tapi, kami sangat kesulitan air bersih untuk kegiatan MCK."

"Kalau saya, masih bisa pulang ke rumah tetapi orang tua saya harus ke masjid terdekat," tutur Ilham.

Hingga Selasa sore, antrean pengungsi di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju masih terus berlangsung.

SUMBER: KOMPAS.com (Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com