Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Miliki 64 Alat Pengambilan Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19

Kompas.com - 19/01/2021, 18:12 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia (PMI) sejauh ini telah memiliki 64 alat yang dapat mengambil donor plasma konvalesen bagi penyintas Covid-19.

Sekretaris Jenderal (Sekjend) PMI Sudirman Said mengatakan, 64 alat tersebut sudah tersebar di 31 Unit Donor Darah (UDD) PMI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

"Sekarang ini PMI punya 64 alat yang bisa melakukan pengambilan alat yang tersebar di 31 UDD (unit donor darah)," ujar Sudirman dalam webinar "Darurat Cegah 1 Juta Penderita Covid-19 di Tanah Air" yang digelar Lembaga Survei Kedai Kopi, Selasa (19/1/2021).

Dari 64 alat itu, 18 di antaranya kini sudah mengantongi sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Baca juga: Cerita Donor Plasma Darah Konvalesen: Menderita Sekali Kena Covid, Semoga Dapat Membantu...

Sejalan dengan itu, PMI saat ini juga tengah berusaha mempercepat jumlah sertifikasi alat donor. Ia memastikan percepatan sertifikasi tanpa mengurangi kualitas alat.

"Sedang diteruskan, sedang dikebut serifikasinya dengan tidak mengurangi kualitas," kata Sudirman.

Pemerintah sendiri telah mencanangkan gerakan nasional donor plasma konvalesen bagi penyintas Covid-19.

Sebagaimana diketahui, plasma konvalesen umumnya diambil dari orang yang telah sembuh atau penyintas Covid-19.

Baca juga: Menko PMK Minta Menkes Alokasikan Anggaran Pengadaan Alat Plasma Konvalesen

Plasma tersebut nantinya digunakan untuk terapi penyembuhan mereka yang positif Covid-19, dengan harapan penyintas Covid-19 yang menjadi pendonor itu sudah memiliki antibodi.

Dengan berjalannya gerakan ini, Sudirman memprediksi akan ada konsekuensi meningkatnya jumlah pendonor plasma konvalesen di Tanah Air.

Untuk itu, PMI kini mulai ancang-ancang dengan membuka outlet pendonoran lebih banyak.

Baca juga: Pulih Covid-19, Airlangga Hartarto Donasikan Plasma Konvalesen, Apa Itu?

"Memang konsekuensi dari gerakan nasional, minat dari pendonor dan yang memenuhi syarat kesehatan itu meningkat dan konsekuensinya kita harus menyediakan outlet yang lebih banyak," imbuh Sudirman.

Sejak pandemi Covid-19 di Indonesia, PMI sudah menerima kurang lebih 7.000 plasma konvalesen sejak Mei 2020.

Hanya saja, jumlah itu masih kurang dibanding permintaan yang setiap harinya rata-rata bisa menembus 200 plasma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com