JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah melanda wilayah Tanah Air lebih dari sepuluh bulan.
Sejak saat itu, banyak pihak, baik masyarakat maupun pejabat di tingkat pusat maupun daerah, yang terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus corona tersebut.
Di jajaran Kabinet Indonesia Maju, setidaknya sudah ada lima menteri yang diketahui terpapar Covid-19. Namun, tidak semua menteri yang terpapar bersedia mengumumkan kondisi kesehatannya secara terbuka.
Terbaru, menteri yang diketahui terpapar Covid-19 adalah Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Berikut rincian lengkap para menteri yang pernah terpapar virus corona:
1. Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merupakan menteri pertama yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Setelah terkonfirmasi positif, pihak Budi Karya Sumadi pun langsung mengumumkan kepada publik bahwa ia terpapar.
Atas persetujuan keluarga, Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang didampingi Wakil Kepala RSPAD Budi Sulistya pada 14 Maret 2020 mengumumkan kabar tersebut.
Budi pun dinyatakan sembuh pada pertengahan April 2020 setelah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
Baca juga: Budi Karya Positif Corona, Presiden Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Menhub Ad Interim
2. Edhy Prabowo
Saat masih menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pernah terpapar Covid-19 pada awal September 2020.
Informasi bahwa Edhy terpapar Covid-19 pertama kali disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan.
Adapun Komisi IV merupakan mitra Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Iya, saya mendapat kabar dari staf KKP," kata Daniel kepada Kompas.com pada 8 September 2020.
Informasi itu pun diperkuat oleh pernyataan Juru Bicara Khusus Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang membenarkan kabar tersebut.
Edhy Prabowo sendiri merupakan kader Partai Gerindra.
Namun, Dasco menyampaikan hal itu setelah Edhy sudah dinyatakan sembuh.
Baca juga: Komisi IV DPR Akui Dapat Kabar Menteri Edhy Positif Covid-19
Menurut dia, Edhy pertama kali dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ia lantas dipindahkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat dan sempat mendapatkan perawatan di ruang intensive care unit (ICU).
Pada pertengahan September, Edhy pun dinyatakan sembuh.
3. Fachrul Razi
Saat masih menjabat sebagai Menteri Agama, Fachrul Razi juga pernah terinfeksi Covid-19.
Informasi tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal yang menyatakan bahwa pada 17 September, Fachrul melakukan tes swab dengan hasil positif.
Akibatnya, Fachrul pun harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat selama beberapa hari.
Pada akhir September, ia pun dinyatakan sembuh.
Baca juga: Menag Positif Covid-19, Istana: Sudah 2 Bulan Tidak Ketemu Presiden Jokowi
4. Ida Fauziyah
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah merupakan menteri keempat di Kabinet Indonesia Maju yang terpapar Covid-19.
Ida mengumumkan sendiri bahwa dirinya positif Covid-19 melalui pesan singkat pada 3 Desember 2020.
Ia menyatakan bahwa hasil tes polymerase chain reaction (PCR)-nya menunjukkan positif.
Kesembuhan Ida pun diketahui pada 12 Januari lalu berdasarkan pernyataan Kepala Seksi Pemberitaan Humas Kemenaker Dicky Risyana.
Dicky mengataka bahwa Ida sudah sehat dan sembuh dari Covid-19 dan sudah beraktivitas kembali seperti biasa.
Baca juga: Ida Fauziyah, Menteri Keempat yang Terkonfirmasi Positif Covid-19
5. Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto rupanya pernah terpapar Covid-19.
Meski tidak pernah mengumumkan secara resmi, tetapi kepastian bahwa Airlangga Hartarto sempat terkena Covid-19 diketahui saat ia mendonorkan plasma konvalesen, Senin (18/1/2021).
Saat itu, pemerintah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) tengah mencanangkan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen yang ditandai dengan donasi plasma konvalesen dari pejabat penyintas Covid-19 untuk pasien yang masih sakit.
Di acara tersebut, Airlangga menjadi orang pertama yang mendonasikan plasma konvalesen yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang masih dirawat.
Seseorang bisa mendonasikan plasma konvalesen apabila ia pernah terpapar Covid-19.
Plasma tersebut akan digunakan untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19 yang masih positif dengan tujuan membentuk antibodi.
Namun selama ini, tidak pernah muncul informasi resmi ke publik mengenai Airlangga Hartarto yang terpapar Covid-19.
Baca juga: Kemenko Perekonomian Benarkan Airlangga Hartarto Sempat Positif Covid-19
Padahal Airlangga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dan seorang pejabat publik yang seharusnya mengumumkan jika ia terpapar Covid-19.
Di acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla pun menyebut bahwa Airlangga Hartarto adalah seorang penyintas Covid-19.
"Yang saya hormati Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang hari ini jadi salah satu penyintas yang mendonorkan plasma konvalesennya," kata Muhadjir Effendy dalam sambutannya.
Sebelumnya, pada November 2020, sempat muncul kabar di kalangan wartawan bahwa Airlangga Hartarto terpapar Covid-19.
Namun saat itu Kompas.com tidak mendapatkan jawaban dari pihak Airlangga hingga Istana Kepresidenan.
Hanya saja setelah donasi yang dilakukan Airlangga tersebut, pihak Istana Kepresidenan pun mengaku tak tahu jika Airlangga Hartarto pernah terpapar Covid-19.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, belum pernah ada pemberitahuan resmi terkait hal ini.
"Kami tidak tahu juga kalau positif. Kalau saya dan jajaran Setpres tidak tahu, tidak ada pemberitahuan resmi," kata Heru saat dihubungi wartawan, Selasa (19/1/2021).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pernah meminta agar para pejabat publik lebih transparan dalam menyampaikan kondisi kesehatan masing-masing.
Mereka juga diminta tak perlu khawatir dengan stigma negatif yang mungkin akan muncul di benak publik.
"Karena virus ini tidak mengenal jabatan, tidak mengenal jenis kelamin, tidak mengenal umur dan tidak menengal waktu. Siapa pun bisa terkena," ucap Wiku saat memberikan keterangan yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/9/2020).
Baca juga: Airlangga Hartarto dan Ketidakterbukaan Pejabat Publik yang Terinfeksi Covid-19
Terlebih, para pejabat publik kerap kali melakukan aktivitas dengan mobilitas tinggi dan bertemu banyak pihak.
Mereka harus terbuka agar jika terpapar Covid-19, mudah menelusuri apabila ada pihak lain yang melakukan kontak dekat dengan pejabat yang dimaksud.
Di sisi lain, Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Djohermansyah Djohan juga telah meminta Presiden Jokowi membuat instruksi kepada para pejabat publik.
Baik pejabat di tingkat pusat maupun daerah agar bersikap terbuka jika terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut dia, keterbukaan informasi merupakan tanggung jawab seorang pejabat publik agar penularan Covid-19 tidak makin meluas.
"Harus ada komando langsung dari presiden agar pejabat publik terbuka. Jadi perlu ditegaskan, jika pejabat publik positif Covid-19 harus declare," kata Djohermansyah saat dihubungi, Kamis (17/9/2020) lalu.
Baca juga: LaporCovid-19: Tempat Tidur ICU Khusus Covid-19 di Jakarta Sudah Penuh
Djohermansyah mengatakan, pejabat publik harus menjadi teladan bagi masyarakat.
Di sisi lain, Covid-19 semestinya tidak dipandang sebagai sebuah aib.
Terlebih, bagi para pejabat publik yang kerap bertemu dengan banyak orang.
"Tapi ini bukan soal itu, ini adalah virus yang bisa menular, sehingga wajib bagi pejabat publik yang memiliki tanggung jawab untuk declare," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.