Campak menjadi penyakit yang dikhawatirkan penyebarannya pada sejumlah wilayah. Di Jayapura, misalnya, pada Juni 1982, sebanyak 10 orang pada kawasan transmigrasi, Kecamatan Arso, menderita campak.
Kawasan itu baru dihuni oleh 150 jiwa transmigran kurang dari tiga bulan. Satu orang di antaranya meninggal karena menderita campak dan malaria (Kompas, 4 Juli 1984).
Untuk mencegah penularan campak, khususnya pada anak-anak, pemerintah saat itu mencoba melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat agar bersedia divaksinasi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan karakter Si Unyil dalam poster sosialisasi.
Poster itu disebar pada puskesmas dan pos penimbangan bayi di seluruh Indonesia dengan tulisan ”Mari kita bawa adik-adik bayi untuk diimunisasi”.
Selain campak, poster itu juga menyuarakan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit tetanus, batuk rejan, difteri, polio, dan TBC (Kompas, 2 Juli 1984).
Si Unyil saat itu memang menjadi pusat perhatian setelah serialnya ditayangkan di TVRI. Lagu ”Cis Kacang Buncis” dalam serial Si Unyil sudah cukup familiar oleh anak-anak pada sejumlah kota di Indonesia.
Baca juga: 24 Nakes Tidak Datang Vaksinasi, Dinkes Pontianak Telusuri Identitas dan Alasannya
Momen inilah yang dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menarik perhatian masyarakat agar bersedia divaksinasi.
Kehalalan vaksin
Memasuki periode reformasi, penerimaan masyarakat terhadap vaksin masih menjadi catatan tersendiri bagi dunia kesehatan di Indonesia.
Sebagian masyarakat masih enggan untuk menerima vaksin karena meragukan kehalalan dan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
Hal ini sempat terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta saat pelaksanaan imunisasi campak-rubella pada tahun 2018.
Sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman keberatan dengan pelaksanaan vaksin. Salah satu alasannya adalah keraguan terhadap kehalalan vaksin rubella (Kompas, 1 Agustus 2017).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Berapa Nakes yang Sudah Registrasi dan Divaksin?
Persoalan kehalalan vaksin juga kembali mengemuka dalam pemberian vaksin Covid-19. Sebagian masyarakat masih meragukan kehalalan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan vaksin.
Selain kehalalan, dampak kesehatan yang muncul juga menjadi kekhawatiran masyarakat.
Pemerintah pun telah melakukan sejumlah langkah untuk meyakinkan masyarakat terkait dengan kehalalan dan keamanan vaksin.