Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penolakan Vaksin dari Era Hindia Belanda hingga Kini

Kompas.com - 19/01/2021, 07:22 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Campak menjadi penyakit yang dikhawatirkan penyebarannya pada sejumlah wilayah. Di Jayapura, misalnya, pada Juni 1982, sebanyak 10 orang pada kawasan transmigrasi, Kecamatan Arso, menderita campak.

Kawasan itu baru dihuni oleh 150 jiwa transmigran kurang dari tiga bulan. Satu orang di antaranya meninggal karena menderita campak dan malaria (Kompas, 4 Juli 1984).

Baca juga: Antisipasi Setelah Vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta, Masyarakat Wajib Menunggu 30 Menit hingga Penyiapan RS Rujukan

Untuk mencegah penularan campak, khususnya pada anak-anak, pemerintah saat itu mencoba melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat agar bersedia divaksinasi.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan karakter Si Unyil dalam poster sosialisasi.

Poster itu disebar pada puskesmas dan pos penimbangan bayi di seluruh Indonesia dengan tulisan ”Mari kita bawa adik-adik bayi untuk diimunisasi”.

Selain campak, poster itu juga menyuarakan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit tetanus, batuk rejan, difteri, polio, dan TBC (Kompas, 2 Juli 1984).

Si Unyil saat itu memang menjadi pusat perhatian setelah serialnya ditayangkan di TVRI. Lagu ”Cis Kacang Buncis” dalam serial Si Unyil sudah cukup familiar oleh anak-anak pada sejumlah kota di Indonesia.

Baca juga: 24 Nakes Tidak Datang Vaksinasi, Dinkes Pontianak Telusuri Identitas dan Alasannya

Momen inilah yang dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menarik perhatian masyarakat agar bersedia divaksinasi.

Kehalalan vaksin

Memasuki periode reformasi, penerimaan masyarakat terhadap vaksin masih menjadi catatan tersendiri bagi dunia kesehatan di Indonesia.

Sebagian masyarakat masih enggan untuk menerima vaksin karena meragukan kehalalan dan dampak kesehatan yang ditimbulkan.

Hal ini sempat terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta saat pelaksanaan imunisasi campak-rubella pada tahun 2018.

Sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman keberatan dengan pelaksanaan vaksin. Salah satu alasannya adalah keraguan terhadap kehalalan vaksin rubella (Kompas, 1 Agustus 2017).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Berapa Nakes yang Sudah Registrasi dan Divaksin?

Persoalan kehalalan vaksin juga kembali mengemuka dalam pemberian vaksin Covid-19. Sebagian masyarakat masih meragukan kehalalan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan vaksin.

Selain kehalalan, dampak kesehatan yang muncul juga menjadi kekhawatiran masyarakat.
Pemerintah pun telah melakukan sejumlah langkah untuk meyakinkan masyarakat terkait dengan kehalalan dan keamanan vaksin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com