JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan, gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat telah terjadi sebanyak 31 kali sejak gempa pertama pada Jumat (15/1/2021) hingga Senin (18/1/2021) sore.
"Kami sampaikan bahwa sampai sore hari ini telah tercatat 31 kali gempa bumi termasuk ini gempa magnitudo 5,9 dan 6,2," kata Rahmat dalam konferensi pers yang disiarkan melalui Youtube BNPB, Senin (18/1/2021).
Lanjutnya, gempa terakhir terjadi di Kabupaten Mamuju tercatat bermagnitudo 4,2 sekitar Senin siang.
Di samping itu, ia juga menyampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa BMKG telah memasang perangkat informasi diseminasi di posko bencana.
Baca juga: Kemensos Pastikan Kelompok Rentan Korban Gempa Sulbar Ditempatkan Terpisah
"Sehingga rekan-rekan dari yang ada di posko akan mendapatkan informasi sesegera mungkin. Kurang lebih dalam waktu 2-3 menit setelah kejadian gempa bumi, informasi tersebut bisa diterima di sini," ujarnya.
Menurut dia, adanya perangkat tersebut diharapkan dapat memberikan informasi benar soal gempa bumi di Mamuju.
Sehingga, kata dia, tidak ada informasi yang simpang siur dan meresahkan masyarakat terkait gempa bumi.
"Misalnya ada gempa, kemudian tidak berpotensi tsunami. Sehingga itu juga menjadi acuan, mampu digunakan untuk menenangkan masyarakat agar tidak panik," terangnya.
Baca juga: Lagi, Gempa Bumi Ke-39 Kali Guncang Majene dan Mamuju
Rahmat menyampaikan, pihaknya akan terus memantau situasi di Sulawesi Barat khususnya Kabupaten Mamuju dan Majene terkait gempa susulan.
Ia menambahkan, tren gempa susulan juga sudah mulai berkurang di Sulawesi Barat. Kondisi ini, kata dia, berbeda dengan kondisi gempa bumi di Palu, 2018.
"Waktu sangat berbeda, karena percepatan gerakan sesarnya di Palu dan Mamuju ini sangat berbeda. Tingkat aktivitasnya juga berbeda," katanya.
Pergerakan sesar di Palu, jelas Rahmat, sekitar 35 mm per tahun. Sementara di Mamuju dan Majene 10-15 mm.
Ia menilai, adanya perbedaan yang jauh antara gempa di Palu dan Mamuju-Majene berdampak pula kepada gempa-gempa susulan di kedua daerah tersebut.
Baca juga: Jeritan Pengungsi Majene: Bantuan Hanya di Tenda Besar, Air Bersih dan Susu Bayi Kurang
"Kalau di Palu, catatan kami sampai ribuan kali gempa-gempa susulan. Bayangkan saja dalam satu hari bisa diguncang ratusan kali gempa, dan ratusan kali itu sekian puluh kali itu dirasakan. Nah, sampai hari ini hanya sekitar 31 di antaranya sebagian besar tidak dirasakan," jelas dia.
Kendati demikian, Rahmat juga menekankan bahwa tren gempa yang menurun bukan berarti gempa susulan akan berakhir.
Hal ini karena data yang diperoleh masih minim. Sehingga, pihaknya hingga kini belum mampu menyimpulkan kapan gempa susulan di Sulawesi Barat akan berakhir.
Sebelumnya, diketahui gempa di Majene terjadi pada Jumat (15/1/2021) bermagnitudo 6,2 dan meluluhlantakkan bangunan-bangunan di wilayah tersebut.
Gempa juga berdampak ke Mamuju dan terasa hingga ke Makassar dan Palu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.