Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Mengenang Angkatan '45: Sayidiman Suryohadiprojo...

Kompas.com - 16/01/2021, 22:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

Pertama kali mengenal Pak Sayidiman ketika saya mengedit buku beliau yang berjudul Mengobarkan Kembali Api Pancasila (Penerbit Buku Kompas, 2014) dan buku Budaya Gotong Royong dan Masa Depan Bangsa (Penerbit Buku Kompas, 2016).

Sejak saat itulah saya beberapa kali berdiskusi dengan beliau secara langsung di rumahnya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ketika bertemu, Pak Sayidiman memberi buku biografi berjudul Sayidiman Mengabdi Negara sebagai Prajurit TNI: Sebuah Otobiografi.

Beliau juga menunjukkan buku-buku lain hasil karyanya, baik yang sudah diterbitkan penerbit lain maupun buku kumpulan tulisan yang dicetak terbatas. Kumpulan tulisan itu ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan berbagai tema.

Kegemaran beliau dalam tulis-menulis ini memang sudah sejak muda, buku hasil karya lainnya di antaranya buku Taktik dan Tehnik Infanteri, Masalah Pertahanan Negara, Langkah-Langkah Perdjoeangan Kita, Belajar dari Jepang, dan sebagainya.

Buku yang telah ditulisnya hingga saat ini sudah sekitar 13 judul.

Memperhatikan purnawirawan TNI yang mengisi waktunya dengan aktif menulis, saya jadi teringat Jenderal TNI (Purn) A.H. Nasution (almarhum) dan Letjen TNI (Purn) TB Simatupang (almarhum) yang juga aktif menulis buku pada zamannya.

Sekarang ini saya mengenal juga purnawirawan TNI lainnya yang juga rajin menulis, yaitu Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim dan Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang telah menulis buku yang kebanyakan diterbitkan Penerbit Buku Kompas.

Pak Sayidiman mengakui kalau menulis umumnya tulisannya panjang-panjang karena bahan yang ditulisnya sangat padat. Beliau juga bercerita, apabila tengah malam mendapat ide, tanpa menunda-nunda lagi segera langsung menuju meja kerja untuk menuliskan ide tersebut.

Menariknya, apabila ditanya seputar perang kemerdekaan, maka Pak Sayidiman akan bercerita penuh semangat. Jiwa juangnya seketika muncul. Ia menceritakan keikutsertaannya semasa long march (perjalanan panjang) pasukan Siliwangi tahun 1948 dari Jawa Tengah ke Jawa Barat.

Kebetulan pada tahun 1948 tersebut, Pak Sayidiman sebagai taruna Akademi Militer Yogya, yang baru saja dilantik oleh Presiden Sukarno menjadi Letnan Dua TNI-AD.

Pak Sayidiman menceritakan seluruh prajurit dan keluarganya yang ikut long march benar-benar mengalami penderitaan luar biasa.

Para prajurit yang sudah berkeluarga terpaksa membawa serta istri dan anak-anaknya, karena mereka tidak mau ditinggal, ingin kembali ke kampung halaman di Jawa Barat.

Selama perjalanan jauh inilah mereka dilanda kelaparan, sakit penyakit, kehujanan atau kepanasan, terkadang diserang pasukan Belanda yang melihat rombongan ini. Perjalanan jauh sepanjang 600 kilometer ini menyisakan penderitaan yang sangat panjang dan tidak pernah terlupakan.

Kalau ditanya siapa saja teman seperjuangannya, hebatnya Pak Sayidiman masih ingat nama-namanya. Kemudian beliau menambahkan, menuju Indonesia merdeka waktu itu memang melalui dua jalur, yaitu perjuangan revolusi fisik dan perjuangan diplomasi.

Perjuangan fisik bertempur di medan laga termasuk gerilya, yang mempertaruhkan jiwa raga. Kemudian perjuangan diplomasi beradu argumentasi di meja perundingan.

Seluruh tujuan perjuangan revolusi fisik dan diplomasi tersebut tujuannya agar kemerdekaan Indonesia diakui secara de facto dan de jure.

Sekali lagi, selamat jalan Pak Sayidiman di peristirahatan terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com