JAKARTA, KOMPAS.com – Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal kapolri untuk menggantikan Jenderal Idham Aziz yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021.
Kepala Badan Reserse Kriminal itu diajukan Presiden Joko Widodo kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui surat presiden yang telah diserahkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Rabu (13/1/2021).
"Bapak Presiden menyampaikan usulan pejabat kapolri yang akan datang dengan nama tunggal, yaitu Bapak Drs Lityo Sigit Prabowo," kata Ketua DPR Puan Maharani.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, salah satu tantangan Komjen Listyo jika menjadi kapolri nantinya adalah menyatukan internal Polri.
“Bukan sekadar menyatukan kelompok yang ada saja, tetapi menyatukan dalam satu visi membangun pondasi untuk masa depan Polri,” ucap Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
“Apakah Polri hanya akan jadi penjaga kepentingan rezim atau kepentingan negara,” sambung dia.
Bambang berpandangan, pemilihan Listyo oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal kapolri menimbulkan kegusaran di internal Korps Bhayangkara.
Hal itu karena Listyo, yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991, bakal “melompati” beberapa angkatan seniornya.
Baca juga: Saat Kedekatan Komjen Listyo dan Presiden Jokowi Disorot...
Dilihat dari rekam jejak Listyo, Bambang menilai tidak ada yang terlalu istimewa. Namun, kata dia, Listyo memiliki kedekatan dengan Jokowi.
Kedekatan itu dimulai ketika Listyo menjadi Kapolres Solo pada 2011. Pada saat yang sama, Jokowi menjabat Wali Kota Solo.
Menurut Bambang, hal itu menjadi hambatan psikologis bagi anggota lainnya untuk bertindak profesional.
“Spirit membangun karier dengan prestasi akan downgrade, digantikan semangat untuk berlomba-lomba merapat ke politisi,” tutur dia.
Baca juga: Sempat Jadi Kandidat, Wakapolri Gatot Dukung Listyo Sigit sebagai Calon Kapolri
Untuk itu, ia pun berharap Listyo dapat melakukan terobosan berupa perubahan kebijakan di internal Polri nantinya bila terpilih.
Dalam pelaksanaannya, Bambang berpandangan, idealisme Listyo pun akan diuji.
“Tantangannya adalah tarikan-tarikan yang kuat dari berbagai kepentingan dan faksi-faksi di internal. Dan di sini integritas dan idealisme Pak Listyo akan diuji, mampu tidak menahan godaan-godaan itu,” kata Bambang.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, calon tunggal kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo harus mampu membuktikan dirinya layak menjadi kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
"Pak Listyo Sigit mesti membuktikan beliau bukan hanya dekat dengan Pak Presiden Jokowi, tapi juga berkapasitas dan berkinerja tinggi," kata Mardani saat dihubungi, Jumat (15/1/2021).
Mardani mengatakan, Listyo harus berani melakukan reformasi terhadap sistem anggaran dan sistem penilaian kinerja di Kepolisian.
Tak hanya itu, Listyo harus memastikan tidak ada faksi di jajaran Kepolisian.
"Tidak boleh lagi ada faksi dan patron-klien di Kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Respons Positif KPK untuk Calon Tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit
Lebih lanjut, Mardani mengatakan, sebagai calon kapolri, Listyo harus mampu membangun budaya polisi yang ramah dan melayani, budaya antipungli dan memerangi korupsi.
Selain itu, calon kapolri harus mampu bekerja sama dengan tokoh agama untuk memperkuat peraturan dan kesatuan.
"Institusi Kepolisian ada di seluruh pelosok Tanah Air. Perbaikan kualitas pelayanan dan karakter polisi sipil yang melayani, sangat meneduhkan dan akan mengokohkan soliditas di masyarakat," pungkasnya.
Keputusan Presiden Joko Widodo memilih Komjen Listyo sebagai calon tunggal kapolri menuai respons positif di lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango misalnya, secara pribadi, ia menilai Kepala Badan Reserse Kriminal itu memiliki rekam jejak yang baik dalam koordinasi sesama lembaga penegak hukum.
"Sejauh ini profil Komjen Listyo Sigit cukup, bahkan sangat baik, dalam hubungan koordinasi sesama lembaga aparat penegak hukum. Beliau sangat terbuka dan responsif terhadap upaya-upaya koordinasi dan supervisi," kata Nawawi, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Jadi Calon Kapolri Tunggal, Komjen Listyo Dinilai Punya Tantangan Satukan Internal Polri
Pimpinan KPK lainnya, Nurul Ghufron, menilai Listyo sebagai sosok yang reformis, profesional, dan berdedikasi pada keadilan rakyat.
Ia berharap, bila terpilih menjadi kapolri, Listyo dapat membawa Polri menjadi pilar penegakan hukum.
"Bangsa kita sudah lama merindukan Polri yang mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana cita-cita pendiri bangsa," kata Ghufron, Kamis (14/1/2021).
Nawawi dan Ghufron pun sama-sama menyampaikan harapan agar KPK dan Polri semakin bersinergi dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sementara itu, penyidik KPK Novel Baswedan berharap calon tunggal kapolri Komjen Listyo Sigit menjadi pribadi yang berani dan antikorupsi.
"Semoga Komjen Listyo Sigit, calon tunggal Kapolri adalah pribadi yang berani dan antikorupsi. Sehingga Pak Sigit berani perbaiki Polri," kata Novel dikutip dari akun Twitter-nya, @nazaqistsha, Jumat (15/1/2021) pagi.
Menurut Novel, perlu keberanian dari seorang kapolri untuk mereformasi Polri menjadi institusi yang dipercaya.
Sebab, menurut Novel, terdapat banyak faksi di tubuh Korps Bhayangkara yang sarat kepentingan dan saling menyandera.
"Banyak faksi di Polri yang sarat kepentingan dan saling menyandera. Sehingga Pimpinan Polri tidak berani mereformasi Polri menjasi institusi yang dipercaya," ujar Novel yang pernah menjadi anggota Polri itu.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenur Rohman menilai KPK tengah membangun hubungan baik dengan Polri sebagai sesama lembaga penegak hukum.
Hal ini disampaikan Zaenur dalam menanggapi respons positif yang diberikan pimpinan dan pegawai KPK atas pencalonan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri.
"KPK itu kan tentu ingin menjalin hubungan baik dengan Polri sebagai upaya untuk menjalin kerja sama sesama lembaga penegak hukum," kata Zaenur saat dihubungi, Jumat.
Zaenur berpendapat, Listyo kini sudah memiliki modal untuk membangun hubungan baik dengan KPK karena tidak mempunyai catatan konflik dengan KPK di masa lalu.
Baca juga: Listyo Sigit Calon Kapolri, Politisi PKS: Pastikan Tak Ada Fraksi di Kepolisian
Namun, Zaenur mengingatkan, hubungan antara KPK dan Polri baru menjadi ujian saat adanya dugaan pidana yang melibatkan dua institusi tersebut.
Bila melihat ke belakang, konflik 'Cicak vs Buaya' memang kerap muncul saat KPK mengusut kasus korupsi di tubuh Korps Bhayangkaara.
"Ini perlu diingat, karena tidak pernah ada gesekan antara KPK dan Polri tanpa dipicu oleh perkara," kata Zaenur.
Oleh sebab itu, Zaenur berpendapat, komitmen Listyo di sektor antikorupsi harus menjadi catatan jika terpilih menjadi Kapolri.
Baca juga: Jelang Fit and Proper Test Listyo Sigit, Transaksi Keuangan Wajar dan Imbauan Lengkapi LHKPN
Zaenur pun menilai sejauh ini Listyo belum memiliki program untuk memberantas korupsi, khususnya di internal Polri.
"Jadi, menurut saya catatannya adalah, apakah nanti Komjen Listyo Sigit ini akan punya concern terhadap pemberantasan korupsi, apakah punya concern membersihkan institusi Polri dari korupsi," kata Zaenur.
"Dan apakah akan memiliki kerja sama yang baik dengan KPK dalam upaya pemberantasan korupsi," kata dia.
Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis mengajak jajarannya mendukung Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo hingga dilantik menjadi kapolri baru nantinya.
"Saya mengajak kepada rekan-rekan semua untuk bergandeng tangan memberikan dukungan kepada calon kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo," ucap Idham dalam keterangan videonya, Kamis (14/1/2021).
"Sehingga proses pelaksanaan rangkaian fit and proper test yang akan dilaksanakan pekan depan sampai dengan pelantikan Bapak Kapolri baru bisa berjalan dengan sukses dan lancar serta tidak menemui hambatan apa pun," kata dia.
Idham menekankan kepada jajarannya agar tetap solid setelah Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo dipilih sebagai calon kapolri.
"Kita semua harus memberikan kontribusi yang positif untuk membangun soliditas dan kebersamaan," ujar Idham.
Baca juga: Sebut Banyak Faksi di Polri, Novel Baswedan: Semoga Komjen Listyo Berani dan Antikorupsi
Ia mengingatkan bahwa penunjukan kapolri penggantinya itu merupakan hak prerogatif Presiden.
Menurut mantan wakil kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ini, Presiden memiliki berbagai macam pertimbangan untuk memilih Listyo sebagai calon kapolri.
Untuk itu, Idham pun meminta jajarannya mendukung Listyo hingga proses pelantikan nantinya.
"Kita sama-sama mengantar rangkaian prosesi kegiatan sejak nanti fit and proper test yang akan dilaksanakan pekan depan, sampai nanti beliau dilantik," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Ia menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai kapolri.
“Saya mendukung penuh Pak Sigit dalam mewujudkan Polri yang Promoter (profesional, modern, dan terpercaya),” kata Gatot dalam keterangannya, Jumat.
Baca juga: Idham Azis: Saya Mengajak Rekan-rekan untuk Dukung Calon Kapolri Listyo Sigit
Gatot mengatakan, dirinya tetap seorang personel Korps Bhayangkara yang setia kepada pimpinan dan negara.
Maka dari itu, ia bersama dengan kapolri baru nantinya akan membawa institusi Polri terus berbenah.
“Kami akan bersama-sama membangun institusi untuk melanjutkan darmabakti kepada negara,” ucap dia.
Sesuai peraturan perundang-undangan, Komjen Listyo akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III, sebelum DPR memberikan persetujuan atas nama calon yang diajukan Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.