"Swasta kan dulu tidak boleh. Dulu kan rapid jadinya bisa 2-3 minggu. Setelah IDI mendorong swasta harus juga buka rapid test dan sebagainya, akhirnya proses itu cepat," ujarnya.
Pihak swasta, menurut dia, amat diperlukan karena keterbatasan kemampuan pemerintah. Sementara, jumlah penduduk di Indonesia sangat banyak.
Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah juga bisa bekerjasama dengan pihak rumah sakit swasta dalam hal program vaksinasi mandiri.
Baca juga: IDI: Vaksinasi Covid-19 Akan Lebih Sulit Dibanding Program Imunisasi Sebelumnya
"Asal kayak kemarin saja, pemerintah mengendalikan harga vaksin. Kayak rapid test, antigen, itu kan dikendalikan harganya oleh pemerintah," jelas dia.
Sebelumnya, vaksinasi perdana telah dijalankan pada Rabu (13/1/2021) dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang divaksin.
Kemudian, pemerintah berencana akan menjalankan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan mulai Jumat (15/1/2021).
Adapun penyuntikan vaksin ini menggunakan vaksin Sinovac, yang diproduksi oleh perusahaan China.
Baca juga: Wawancara Khusus Menlu Retno Marsudi - Diplomasi Vaksin: Membuka Akses, Meratakan Jalan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.