JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah berkomitmen memperluas ruang lingkup vaksinasi Covid-19.
Saat ini, vaksin ditujukan untuk kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19.
"Kami ingin memastikan keamanannya. Namun pemerintah berkomitmen untuk memperluas ruang lingkup program vaksinasi," ujar Wiku dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (15/1/2020).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Jadi Tantangan Besar, Ini Langkah Satgas
Wiku menuturkan, saat ini terdapat sejumlah kelompok yang masuk dalam risiko tinggi terpapar Covid-19.
Contohnya, pegawai sektor pelayanan publik ataupun tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19 di garda terdepan.
"Kami memahami bahwa terdapat beberapa kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 termasuk kalangan lanjut usia. Sama halnya dengan pegawai pemerintah dan tenaga kesehatan, dan kita harus memastikan bahwa program vaksinasi berjalan sesuai jadwal," ucap Wiku.
Pemerintah menyadari bahwa saat ini jumlah vaksin yang ada tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk memvaksin semua orang di dunia.
Karenanya, bagi kelompok berisiko lain termasuk kalangan lanjut usia tetap berikut masyarakat umum akan divaksinasi dengan memperoleh vaksin dari beberapa produsen lainnya.
Baca juga: Opsi Vaksin Covid-19 Mandiri yang Mengemuka...
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan jadwal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR.
Target penerima vaksin adalah 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426.800.000 dosis.
Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021, vaksinasi gelombang I dilakukan pada Januari-April 2021.
Penyuntikan vaksin tahap pertama di gelombang I dilakukan untuk tenaga kesehatan di 34 provinsi.
"Tahap yang pertama akan kita berikan ke 1,48 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Diharapkan ini bisa mulai besok, minggu ini, kemudian rolling mudah-mudahan di akhir Februari ini bisa selesai," ujar Budi, Selasa (12/1/2021).
Penyuntikan vaksin tahap kedua di gelombang I, dilakukan untuk petugas pelayan publik dan lansia. Petugas pelayan publik jumlahnya 17,4 juta orang, sementara lansia 21,5 juta orang.
"Setelah petugas kesehatan, kita akan kasih ke petugas publik. Adalah orang yang dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang," kata Budi.
Untuk lansia, pemerintah menunggu vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan AstraZeneca. Sebab, kedua produsen itu melakukan uji klinis vaksin terhadap kelompok lansia.
"Kita harapkan kalau vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun. Jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April," kata Budi.
Baca juga: Bio Farma: Pfizer Biontech Minta Klausul Bebas Hukum jika Ada Masalah Vaksinasi
Berikutnya, vaksinasi gelombang 2 dilakukan April 2021 sampai Maret 2022. Vaksinasi di gelombang 2 ini terbagi untuk tahap tiga dan tahap empat.
Penyuntikan vaksin tahap tiga dilakukan untuk masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Totalnya mencapai 63,9 juta orang.
Penyuntikan vaksin tahap empat dilakukan untuk masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya. Jumlahnya sekitar 77,2 juta orang.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan sudah didistribusikan ke berbagai daerah sejak 3 Januari 2021. Sisanya, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin, dikirimkan bertahap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.