Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 14/01/2021, 15:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Presiden Joko Widodo menjalani vaksinasi perdana Covid-19 pada Rabu (13/1/2021), beredar informasi simpang siur bahwa vaksin yang digunakan diduga tidak sama dengan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Kemasan vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada Presiden disebut berbeda dengan kemasan vaksin Sinovac yang selama ini diketahui publik secara luas.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, informasi itu tidak benar atau hoaks.

Baca juga: Istana Pastikan Vaksin Covid-19 yang Diterima Jokowi Produksi Sinovac

"Tidak (tidak benar). Itu hoaks. Kemasanannya (yang dibicarakan netizen) salah," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Nadia lantas memberikan penjelasan berdasarkan informasi yang diunggah situs pemeriksa fakta yang dikelola Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) www.turnbackhoax.id.

Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa kemasan vaksin Sinovac tidak memakai ampulan karena di dalam box vaksin sudah ada spuit khusus yang sudah ada vaksinnya dan dikaitkan dengan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah klaim yang keliru.

Faktanya, kemasan vaksin Sinovac di foto yang diunggah sumber klaim informasi adalah kemasan vaksin saat uji klinis.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19: Jokowi Disuntik Pertama, Dokter yang Gemetar, hingga Sederet Penerima Vaksin Perdana

Dalam kemasan vaksin uji klinis, memang terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik.

Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose atau botol dosis tunggal/sekali pakai.

Kemudian, berdasarkan hasil penelusuran gambar terhadap foto yang diunggah oleh sumber klaim, salah satu foto yang identik pernah dimuat dalam artikel berjudul “Coronavirus: Vaksin Sinovac China disetujui untuk penggunaan darurat”.

Artikel ini dimuat di situs pentapostagma.gr pada 28 Agustus 2020.

Pada foto ini, terlihat tulisan “Only for Clinical Trial” pada kemasan vaksin Sinovac tersebut.

Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan” yang dimuat di situs turnbackhoax.id pada 6 Janauri 2020, Juru bicara vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menyatakan bahwa vaksin dalam foto itu adalah vaksin yang dipakai dalam uji klinis fase III yang saat ini sedang dilaksanakan.

Baca juga: Berkumpul Tanpa Masker Usai Vaksinasi Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf ke Jokowi

Sementara vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi (jika telah mendapatkan UEA dari BPOM) memiliki kemasan yang berbeda, tidak ada tulisan “Only for Clinical Trial”.

Dalam kemasan vaksin uji klinis, juga terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik.

Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose.

Selanjutnya, dilansir dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vial single dose (botol dosis tunggal atau sekali pakai) adalah botol obat cair yang ditujukan untuk pemberian parenteral (injeksi atau infus) yang dimaksudkan untuk digunakan pada satu pasien untuk satu kasus, prosedur, injeksi.

Baca juga: Efek Vaksinasi Belum Diketahui, Semua Pihak Diminta Terapkan 3T dan 5M

Botol dosis tunggal atau sekali pakai diberi label seperti itu oleh pabrikan dan biasanya tidak memiliki pengawet antimikroba.

"Semoga bisa membantu memperkuat narasi kita, bahwa yang disampaikan (di media sosial) adalah hoaks. Sekaligus mengajak warganet untuk dapat secara mandiri mencari informasi soal hoaks atau bukan," ucap Nadia.

Diberitakan, tahapan vaksinasi Covid-19 di Indonesia resmi dimulai pada Rabu (13/1/2021).

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd tersebut.

Bertempat di Istana Kepresidenan, Jokowi mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pertama sekitar pukul 09.42 WIB.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dimulai!

Dokter yang melakukan penyuntikan kepada Jokowi yakni Wakil Ketua Dokter Kepresidenan sekaligus Staf Divisi Hematologi Onkologi Medik, RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)Prof dr Abdul Muthalib, Sp PD-KHOM.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Penjual Minuman di Ancol Akui Pendapatan Turun Saat Ramadhan, Kantongi Rp 300.000 Sehari

Penjual Minuman di Ancol Akui Pendapatan Turun Saat Ramadhan, Kantongi Rp 300.000 Sehari

Nasional
Survei Indikator Politik: PDI-P di Atas, PPP dan PAN Kesalip Perindo

Survei Indikator Politik: PDI-P di Atas, PPP dan PAN Kesalip Perindo

Nasional
Komnas HAM Buka Peluang Usut Ulang Tragedi Kanjuruhan, Cari Unsur Pelanggaran HAM Berat

Komnas HAM Buka Peluang Usut Ulang Tragedi Kanjuruhan, Cari Unsur Pelanggaran HAM Berat

Nasional
KPP Terbuka untuk Parpol Lain, Demokrat: Jangan Dibalik, Mau Bergabung Malah Beri Syarat

KPP Terbuka untuk Parpol Lain, Demokrat: Jangan Dibalik, Mau Bergabung Malah Beri Syarat

Nasional
Anggota TGIPF: Sudah Waktunya Jokowi Tuntaskan Penanganan Tragedi Kanjuruhan

Anggota TGIPF: Sudah Waktunya Jokowi Tuntaskan Penanganan Tragedi Kanjuruhan

Nasional
Caleg hingga Capres-Cawapres yang Pakai Dokumen Palsu Bakal Dibui

Caleg hingga Capres-Cawapres yang Pakai Dokumen Palsu Bakal Dibui

Nasional
Airlangga Hadir di Bukber Nasdem, Opsi Jadi Cawapres Anies Terbuka?

Airlangga Hadir di Bukber Nasdem, Opsi Jadi Cawapres Anies Terbuka?

Nasional
Kehadiran Airlangga di Bukber Nasdem Dinilai Belum Cukup Kuat Beri Sinyal Merapatnya KIB Ke KPP

Kehadiran Airlangga di Bukber Nasdem Dinilai Belum Cukup Kuat Beri Sinyal Merapatnya KIB Ke KPP

Nasional
Bripka Handoko Buka Pintu Penjara supaya Anak Bisa Peluk Ayahnya, Kompolnas: Sosok Polisi yang Diharapkan Masyarakat

Bripka Handoko Buka Pintu Penjara supaya Anak Bisa Peluk Ayahnya, Kompolnas: Sosok Polisi yang Diharapkan Masyarakat

Nasional
Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir

Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir

Nasional
Simulasi 'Head to Head', Ganjar Menang atas Prabowo dan Anies

Simulasi "Head to Head", Ganjar Menang atas Prabowo dan Anies

Nasional
Cawapres Anies Disebut Layak dari NU, Pengamat: Untuk Tingkatkan Elektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Cawapres Anies Disebut Layak dari NU, Pengamat: Untuk Tingkatkan Elektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Nasional
Budi Gunawan Dinilai 'Dukung' Prabowo, BIN Diingatkan soal Netralitas

Budi Gunawan Dinilai "Dukung" Prabowo, BIN Diingatkan soal Netralitas

Nasional
Demokrat Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Perubahan: Untuk yang Masih Bingung Tentukan Arah

Demokrat Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Perubahan: Untuk yang Masih Bingung Tentukan Arah

Nasional
Komnas HAM Akan Surati Jokowi, Minta Amnesti untuk Budi Pego

Komnas HAM Akan Surati Jokowi, Minta Amnesti untuk Budi Pego

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke