Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 Tinggi, Epidemiolog Minta Penanganan Pandemi Dievaluasi

Kompas.com - 14/01/2021, 12:51 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, pemerintah perlu mengevaluasi penanganan pandemi di Indonesia menyusul laporan data tingginya angka kasus kematian harian akibat Covid-19.

Menurut dia, angka kematian yang tinggi telah mencerminkan kegagalan dan kesalahan strategi penanganan pandemi di daerah maupun secara nasional.

"Harus dievaluasi segera. Tidak bisa, apalagi jangankan 300 ya. Satu kematian itu sebetulnya menandakan kita itu ada salah deteksi, salah strategi, atau tidak tepat, atau ada kebobolan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Naik, Satgas Minta Alur Rujukan Pasien Dipersingkat

Ia menekankan, evaluasi tersebut harus komprehensif. Sehingga, tidak bisa ada prioritas dalam penanganan pandemi.

Dicky menyebutkan, pemerintah tidak bisa memprioritaskan satu hal semisal prioritas vaksinasi atau bahkan ekonomi.

"Karena satu kematian itu, mewakili bisa ratusan kasus. Satu kematian itu, mewakili. Dan itu bisa berkontribusi terus secara eksponensial kan. Pada gilirannya angka kematian itu cenderung meningkat pelan tapi pasti," ucapnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa tren angka kematian menandakan situasi yang menakutkan.

Baca juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Epidemiolog: Situasinya Serius, Kita Kebobolan

Sebab, kata dia, angka itu menunjukkan keparahan kondisi pandemi satu negara atau satu wilayah.

"Oh sangat serius ini. Ini harus dipahaminya seperti ini. Harus disampaikan, bukan hanya ke pemerintah, tapi juga ke masyarakat," ucap dia.

Dicky juga mengingatkan adanya dampak kematian yang jauh lebih serius dari laporan peningkatan angka kematian.

Sehingga, menurut dia, antara pemerintah dan masyarakat perlu serius menangani pandemi. Hal ini dapat dilakukan sesuai tugas masing-masing.

"Pemerintah dengan meningkatkan 3T, masyarakat dengan meningkatkan 5M," ujarnya.

Baca juga: Vaksinasi Hanya Salah Satu Bagian Kendalikan Pandemi, Tetap 3T dan 5M

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia mencatatkan jumlah tertinggi, pada Rabu (13/1/2021).

Ada 306 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam sehari.

Hal tersebut berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Satgas Penanganan Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB.

Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Angka kematian akibat Covid-19 tertinggi sebelumnya terjadi pada Selasa 12 Januari 2021.

Saat itu, sebanyak 302 orang pasien Covid-19 yang tercatat meninggal dunia dalam sehari.

Penambahan tertinggi pasien yang meninggal dunia menyebabkan total angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air mencapai 24.951 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com